Kurikulum Merdeka memerlukan sejumlah fasilitas yang harus dimiliki dan dipenuhi oleh sekolah serta guru. Diantaranya media belajar yang inovatif-kreatif, ketersediaan jaringan wifi di sekolah, dan lainnya.
Dosen UPI Bandung lainnya yang tergabung dalam tim tersebut, Dr Rama Wijaya Abdul Rozak, MPd, mengatakan, sekolah yang dikunjungi tim memiliki fasilitas yang lengkap untuk mendukung terselenggaranya pembelajaran yang inovatif berbasis Kurikulum Merdeka. "Suasana kelas yang didekorasi oleh siswa bisa memberikan minat belajar yang baik terhadap siswa," ujarnya.
Konsep Baru P5
Rama menambahkan, Kurikulum Merdeka diluncurkan untuk menanggapi berbagai macam problematika pendidikan pada aspek afektif. Karena itu, pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka harus berpusat pada siswa dan sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa. Selain itu, ada konsep baru yang dimiliki di kurikulum ini yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau sering disebut P5.
2024 Jangan "Ganti Menteri Ganti Kurikulum"
Para guru pun bekerja keras untuk mempelajari dan memahami secara menyeluruh terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah. Dalam kegiatan diskusi yang dilaksanakan, guru mengharapkan bahwa Kurikulum Merdeka ini tetap dilanjutkan, tidak berganti dengan kurikulum yang baru apabila berganti Menteri Pendidikan.
Baca Juga: Deretan Selebriti Indonesia yang Aktif Bela Palestina
Mereka khawatir apabila sudah paham dengan kurikulum ini, kemudian nanti diluncurkan kurikulum yang baru karena terjadi pergantian presiden dan menteri. Kekhawatiran ini tentu berdasar karena tahun ini sudah mulai masuk tahun politik untuk pergantian presiden di tahun 2024.***