Bagaimana Kesiapan Guru Implementasikan Kurikulum Merdeka? Tim FPIPS UPI Bandung Gelar Diskusi di Sejumlah SD

- 19 Oktober 2023, 17:45 WIB
Suasana diskusi di SDN Langensari Kota Bandung membahas pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah.*/kabar-priangan.com/Dok. Tim UPI Bandung
Suasana diskusi di SDN Langensari Kota Bandung membahas pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah-sekolah.*/kabar-priangan.com/Dok. Tim UPI Bandung /

KABAR PRIANGAN - Kurikulum Merdeka baru diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) pada tahun 2021 sebagai bentuk pembaharuan dari Kurikulum 2013. Peluncurannya tertunda karena wabah Covid-19 yang melanda dunia, begitu juga di Indonesia.

Kurikulum Merdeka diluncurkan dengan berbagai perubahan positif untuk kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini menghendaki pembelajaran berpusat pada siswa dan sesuai dengan potensi siswa di kelas.

Hal itu pun masih menjadi perbincangan di kalangan guru karena tahun ini belum semua sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka. Pemerintah masih memberikan kesempatan kepada sekolah dan guru untuk menggunakan Kurikulum 2013 sembari mempelajari mandiri Implementasi Kurikulum Merdeka.

Baca Juga: 10 Pantun Hari Santri Nasional 2023, Unik dan Menghibur Cocok di Bagikan di Akun Media Sosial Anda.  

Untuk mengetahui kesiapan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka tersebut, beberapa waktu lalu Dosen Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (FPIPS UPI) Bandung Dr. Maulia Depriya Kembara, MPd, dan tim mengadakan kegiatan kunjungan ke sekolah-sekolah. Sekolah dasar yang dikunjungi berlokasi di Kota Bandung yaitu SDN 104 Langensari Senanggalih dan SDN 189 Neglasari yang jaraknya berdekatan.

Dua sekolah tersebut telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. “Para guru di sekolah yang kami kunjungi memiliki kompetensi mengajar yang baik dan siap untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka," tutur Maulia, Rabu 18 Oktober 2023.

Sementara itu, sejumlah guru SDN 189 Neglasari mengatakan pada dasarnya Kurikulum Merdeka dan Kur-2013 tidak terlalu jauh berbeda. "Teknisnya sama, hanya istilah dan indikatornya lebih banyak,” ujar salah seorang guru.

Siswa SDN Neglasari Kota Bandung sedang berdiskusi kelompok.*/kabar-priangan.com/Dok. Tim UPi Bandung
Siswa SDN Neglasari Kota Bandung sedang berdiskusi kelompok.*/kabar-priangan.com/Dok. Tim UPi Bandung

Kurikulum Merdeka memerlukan sejumlah fasilitas yang harus dimiliki dan dipenuhi oleh sekolah serta guru. Diantaranya media belajar yang inovatif-kreatif, ketersediaan jaringan wifi di sekolah, dan lainnya.

Baca Juga: Konser The Corrs Live in Jakarta Sukses Digelar! Ini Setlist, Lagu Terbaru hingga Ucapan Terima Kasih Mereka

Dosen UPI Bandung lainnya yang tergabung dalam tim tersebut, Dr Rama Wijaya Abdul Rozak, MPd, mengatakan, sekolah yang dikunjungi tim memiliki fasilitas yang lengkap untuk mendukung terselenggaranya pembelajaran yang inovatif berbasis Kurikulum Merdeka. "Suasana kelas yang didekorasi oleh siswa bisa memberikan minat belajar yang baik terhadap siswa," ujarnya.

Konsep Baru P5

Rama menambahkan, Kurikulum Merdeka diluncurkan untuk menanggapi berbagai macam problematika pendidikan pada aspek afektif. Karena itu, pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka harus berpusat pada siswa dan sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa. Selain itu, ada konsep baru yang dimiliki di kurikulum ini yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau sering disebut P5.

Tim berfoto dengan guru-guru SDN Neglasari Kota Bandung.*/kabar-priangan.com/Dok. Tim UPI Bandung
Tim berfoto dengan guru-guru SDN Neglasari Kota Bandung.*/kabar-priangan.com/Dok. Tim UPI Bandung

2024 Jangan "Ganti Menteri Ganti Kurikulum"

Para guru pun bekerja keras untuk mempelajari dan memahami secara menyeluruh terkait pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah. Dalam kegiatan diskusi yang dilaksanakan, guru mengharapkan bahwa Kurikulum Merdeka ini tetap dilanjutkan, tidak berganti dengan kurikulum yang baru apabila berganti Menteri Pendidikan.

Baca Juga: Deretan Selebriti Indonesia yang Aktif Bela Palestina

Mereka khawatir apabila sudah paham dengan kurikulum ini, kemudian nanti diluncurkan kurikulum yang baru karena terjadi pergantian presiden dan menteri. Kekhawatiran ini tentu berdasar karena tahun ini sudah mulai masuk tahun politik untuk pergantian presiden di tahun 2024.***

 



Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah