Perajin Kupat Tanjung di Kawalu Tasikmalaya Sumringah Menyambut Musim "Marema"

20 April 2022, 09:41 WIB
Ketupat Tanjung sedang ditiriskan setelah direbus.* /kabar-priangan.com/Irman S/

 


KABAR PRIANGAN - Setelah dua tahun "Berpuasa", para perajin ketupat Tanjung atau Kupat Tanjung di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya kini mulai bersiap meraih kemenangan setelah sabar melewati puasa dari sepi pesanan produk yang diraciknya.

Di sepuluh hari jelang Idul Fitri 1443 H, terjadi tren peningkatan pesanan Kupat Tanjung untuk disantap saat hari Lebaran nanti. Peningkatan pesanannya pun fantastis yakni lebih dari 100 persen.

Diperbolehkannya mudik Lebaran tahun ini jadi salah satu pemicu kenaikan tren pesanan Kupat Tanjung itu. Para pelaku kuliner pun kini berharap berkah dari banyaknya masyarakat yang kembali ke kampung halamnnya pada Lebaran tahun ini.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu 20 April 2022: Capricorn, Aquarius, Pisces. Keuntungan Finansial Menghampirimu

"Banyak pelanggan yang memesan dua kali lipat dari biasanya. Mungkin untuk menyambut banyaknya saudara dari kota yang akan mudik dan rindu kudapan khas Tasik ini," kata Agus Syahroni, salah seorang perajin Kupat Tanjung, Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.

Adanya tren peningkatan pemesanan serta penjualan Kupat Tanjung itu disyukuri Agus dan puluhan perajin Kupat Tanjung lainnya.

Kupat Tanjung sendiri merupakan salah satu makanan khas yang banyak disajikan menemani lontong kari atau gulai kambing di hari Lebaran. 

Baca Juga: Handsome-Handsome Kucing Garong Tidak Tayang! Simak Jadwal Acara ANTV Rabu 20 April 2022

Kupat Tanjung salah satu ketupat legendaris yang berasal dari Kampung Cukang, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.

Ada satu keistimewaan dari ketupat ini, dimana air yang dipakai untuk memasaknya adalah air asin alami berasal dari sebuah kubangan yang ada di daerah Tanjung.

Iman Hermansyah (28) tokoh masyarakat Kampung Cukang mengatakan air Tanjung yang memiliki sedikit rasa asin ini sudah ada sejak lama.

Baca Juga: Bakso Aci atau Cilok, Makanan Populer Kenyal Gurih plus Sambal yang Segar untuk Menu Buka Puasa Hari Ini

Namun dipakai untuk memasak ketupat baru tahun 2000-an hingga sekarang.

"Mungkin tahun ini musim marema penjualan Kupat Tanjung bakal kembali membuat senyum perajin sumringah, " kata Agus.

Harganya pun kata Agus tetap stabil alias tidak ada istilah aji mumpung karena sedang marema yakni di kisaran Rp 4.000 sampai Rp 5.000 per butir.

Baca Juga: PT Pos Tegaskan Penyaluran BLT Migor & Sembako di Desa Sarimukti Langgar Aturan. Kades Bantah Memotong Bantuan

Sayang di tengah keceriaan, perajin kuliner lain mulai keripik talas, keripik ubi, singkong dan lainnya dilanda kekhawatiran.

Hal tersebut seperti diakui pegiat Kelompok Wanita Tani (KWT) Ny. Yana Nurhasanah, imbas meroketnya harga minyak goreng membuat biaya produksi makanan kriuk-kriuk itu jadi kurang bersahabat di mata kantong para pelanggan.

"Harga rata-rata keripik sekarang naik seratus persen. Kalau biasanya di kisaran Rp 35.000 per kilogram, kini di kisaran Rp 70.000 per kilogram. Harga migornya kan naiknya seratus persen, jadi kenaikannya juga harus sesuai," ujarnya.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler