Ramadhan Tiba, Usaha Kolang Kaling Naik Dua Kali Lipat. Keuntungan Pengepul Bisa Puluhan Juta Rupiah Perhari

- 2 April 2022, 17:43 WIB
Para pekerja tengah mensortir kolang-kaling siap jual yang terkumpul di tempat pengepul, Asep Candra (52) di Kampung Langkob Desa Tanjungsari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Jumat 1 April 2022.*
Para pekerja tengah mensortir kolang-kaling siap jual yang terkumpul di tempat pengepul, Asep Candra (52) di Kampung Langkob Desa Tanjungsari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Jumat 1 April 2022.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya sudah puluhan tahun menjadi sentra penghasil buah kolang-kaling atau cangkaleng.

Saking banyaknya produksi kolang kaling di desa ini, banyak bandar dari berbagai daerah yang datang untuk membeli kolang kaling di Desa Tanjungsari ini.

Bahkan tak hanya saat Ramadhan saja usaha kolang-kaling di desa ini berjalan. Sepanjang tahun, para pengrajin terus memproduksi kolang kaling untuk memenuhi permintaan pasar yang datang dari berbagai daerah, termasuk dari luar Pulau Jawa.

Baca Juga: Menjelang Ramadan Warga Ciluluk Sumedang Ikuti Tradisi Ngagogo Ikan

"Meski banyak pula kolang-kaling dari berbagai desa di kecamatan lain di Kabupaten Tasikmalaya, akan tetapi di Desa Tanjungsari sejak nenek moyang dulu hingga turun temurun mengolah kolang-kaling," jelas salah seorang warga pengolah kolang-kaling, Apid (41).

Di Desa Tanjungsari, menanam pohon aren atau pohon nira sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Selain keharusan, pohon nira ini memang sangat banyak manfaatnya.

Bukan hanya kolang-kaling saja, tetapi juga untuk industri pembuatan gula aren, sapu ijuk,  sapulidi, tepung aci, hingga batang pohonnya pun bisa dimanfaatkan untuk bangunan.

Baca Juga: Tiga Pelajar SMP Tewas Akibat Motornya Tabrakan dengan Truk. Difa Sempat Mengajak Pamannya Sholat Berjamaah

Pada hari-hari biasa memang permintaan kolang-kaling tidak banyak, Namun dalam dua bulan sebelum memasuki bulan ramadan, hampir seluruh warga Desa Tanjungsari memproduksi kolang kaling.

Setiap harinya, rata-rata warga mampu memproduksi kolang kaling paling sedikit 50 kg. Kemudian, warga menjualnya kepada pengepul setempat.

Salah seorang pengepul, Asep Candra (52) warga Kampung Langkob, Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya mengatakan, aktivitas jual beli kolang-kaling sudah mulai meningkat sejak 2 bulan terakhir.

Baca Juga: Warga Kampung Tagog Sambut Ramadhan dengan Tradisi Nyekar. Sebagai Pengingat Pada Kampung Akhirat

Hal ini seiring dengan peningkatan permintaan pasar akan kolang-kaling dari sejumlah wilayah seperti Bandung, Cianjur, Bogor, Bekasi, Jakarta.

Bahkan menurutnya, beberapa kota besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Kediri, Kudus Jogyakarta, hingga Surabaya, kerap membeli kolang-kaling dari sini.

"Disini terus mengolah kolang-kaling sepanjang tahun, tidak hanya menjelang bulan ramadhan saja. Namun memang jika mendekati bulan ramadhan produksi meningkat hampir tiga kali lipat," jelas Asep.

Baca Juga: Sat Narkoba Polres Tasikmalaya Kota Tangkap 8 Pengendar Narkoba. Tersangkanya, Ada Anak di Bawah Umur

Dalam sehari, kata Asep dirinya dengan dibantu 15 orang pegawai mampu mengolah 3 ton sampai 4 ton kolang-kaling siap jual per harinya.

Kolang-kaling ini terkumpul dari para pengolah di Desa Tanjungsari dan daerah lain di Tasikmalaya, seperti Taraju, Cigalontang dan wilayah Tasik Selatan.

Guna memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi, maka tidak hanya kolang-kaling asal Tasikmalaya saja melainkan dipasok juga dari daerah lain di Kabupaten Garut.

Baca Juga: Niat Mandi Besar Sebelum Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Tata Cara dan Waktu Pelaksanaannya

Tidak jarang juga dirinya sampai mendatangkan buah nira (caruluk) dari Sumatra seperti Palembang dan Medan.

"Kemarin kami baru ngambil 8 ton dari Medan. Ini sekarang sedang kita olah untuk pengiriman ke Demak dan Surabaya," ujar dia.

Meski begitu, dia menuturkan bahwa produksi sejak masa pandemi covid-19 ini jauh lebih menurun dari situasi normal. Dimana rata-rata produksi menjelang ramadan tahun-tahun lalu tidak kurang bisa dari 100 ton.

Baca Juga: Di Keusik Luhur Pangandaran Hilal Tidak Terlihat. Ini Penjelasan Perukyat dari Kemenag Jabar

Untuk harga jual, dia menurutkan, menjelang bulan ramadan ini harganya memang meningkat dua kali lipat.

Dimana dari semula ia menerima dari pengolah seharga Rp 4.000 per kg, kini bisa sampai Rp 8.000 per kg. Sementara untuk harga jual ke luar, kini berada di harga Rp 9.500 per kg.

Dengan angka seperti itu, maka pendapatan seorang pengepul kolang kaling per hari bisa mencapai puluhan juta.

Baca Juga: Mantan Wakil Bupati Pangandaran dan 14 Pengusaha Diperiksa Penyidik KPK

Jika produksi per hari mencapai 4 ton, maka keuntungan yang didapat oleh pengepul bisa mencapai Rp 38 juta perharinya.

Namun itu belum terpotong ongkos produksi, upah pegawai dan transportasi jika dikirim ke luar derah.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x