Usai Rieke Tolak Kenaikan Harga BBM Bersubsidi, Kini Giliran Rudi Hartono Bangun Menyatakan Setuju

- 26 Agustus 2022, 16:50 WIB
Rudi Hartono Bangun, anggota Komisi VI DPR RI menyatakan persetujuannya atas rencana kenaikan harga BBM.*
Rudi Hartono Bangun, anggota Komisi VI DPR RI menyatakan persetujuannya atas rencana kenaikan harga BBM.* /DPR.gi.id/Oji/

KABAR PRIANGAN – Jika sebelumnya anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka menyatakan penolakannya terhadap rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, maka kini Rudi Hartono Bangun menyetujui dan mendukung rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.

Menurut Rudi Hartono Bangun, kenaikan harga BBM bersubsidi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.

Rudi Hartono Bangun menegaskan, anggota DPR RI akan mendukung kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubdisi dengan syarat, kenaikan harga yang pantas dan perhatikan kondisi ekonomi.

Baca Juga: Pertalite Subsidi Diperkirakan Habis pada Oktober 2022, Harga BBM Bersubsidi Akan Naik

"Setuju, dengan pertimbangan harga yang pantas dan kondisi ekonomi saat ini, serta mempertimbangkan keuangan negara agar tidak jebol," kata Rudi, dikutip kabar-priangan.com dari Antara.

Anggota Komisi VI itu menuturkan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan harga BBM termurah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Pasalnya, sejauh ini Pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp502 triliun untuk mensubsidi BBM jenis solar dan pertalite.

Baca Juga: 188 Nomor Apa Ya? Jangan Panik Kalau di Telepon dari Nomor 188, Begini Penjelasannya

"Memang kita ketahui beban subsidi sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga lain, dan beban tersebut membuat berat APBN untuk alokasi pembangunan dan infrastruktur," jelasnya.

Meski mendukung langkah pemerintah, dia menyarankan agar pemerintah tetap hati-hati, serta mempertimbangkan dampak ekonomi akibat kenaikan harga BBM.

"Kenaikan solar dan pertalite harus penuh kehati-hatian dan mempertimbangkan dampak ekonomi dan sosial bagi rakyat," ucapnya menegaskan.

Baca Juga: Dada Rosada, Mantan Walikota Bandung Hari Ini Bebas Dari Lapas, Mengaku Siap Jadi Gubernur Jika Diminta Rakyat

Diketahui, pemerintah telah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun atau naik dari rencana awal yang hanya Rp170 triliun.

Sementara, harga BBM penugasan pertalite masih ditahan di level Rp7.650 per liter dan solar bersubsidi Rp5.150 per liter.

Dia mengatakan pemerintah dalam posisi dilema, dimana ekonomi Indonesia baru saja pulih pasca-dihantam pandemi COVID-19 selama dua tahun, dan pastinya kenaikan harga BBM ini akan berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Baca Juga: Sisca Kohl Dilamar Jess No Limit dengan Cincin Senilai Rp488 Juta, Simak Profilnya Berikut Ini

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengaku sepakat jika pemerintah memutuskan harga BBM naik.

Tujuannya, guna mengurangi beban uang negara dalam menanggung subsidi dan kompensasi.

"Rencana pemerintah untuk melakukan penyesuaian harga BBM subsidi sudah tepat dan tidak terelakkan, sebagai dampak dari kenaikan harga minyak mentah dunia," kata Mamit Setiawan.

Baca Juga: Dipecat dari Kepolisian, Ferdy Sambo Ajukan Banding atas Hasil Sidang Kode Etik. Ini Jawaban Kadiv Humas Polri

Ia memandang melalui kenaikan ini dapat mengurangi beban subsidi energi yang saat ini sangat tinggi. Dengan begitu, subsidi bisa dialihkan secara langsung kepada masyarakat miskin dan sektor lain yang membutuhkan seperti pendidikan hingga kesehatan.

"Sudah cukup saatnya kita membakar uang kita di jalan," ujarnya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah