Tapi ia masih bersyukur karena tidak memiliki utang modal usaha ke pihak lain, sehingga Hj. Enok tak memiliki beban lain. “Untungna teh, Ibu mah teu gaduh hutang ka bank, jadi teu diudag-diudag (Untungnya ibu tidak punya utang ke bank, jadi tidak dikeja-kejar (bayaran)-Red,” tutur Hj. Enok, mengenang.
Sekilas Rumah Batik CV Batik Agnesa
Rumah Batik CV Batik Agnesa didirikan oleh Hj. Enok Sukaesih bersama dengan suaminya H. Cacu Darsu pada tahun 1970. Awalnya rumah produksi tersebut bernama Batik Tasik, namum kemudian diubah menjadi singkatan dari nama kelima anak mereka yaitu Agis, Gina, Neli, Erik, dan Salsa, pada tahun 2000.
CV Batik Agnesa merupakan satu dari 30 perusahaan batik yang tersisa di Kota Tasikmalaya. Padahal, dahulu tempat ini merupakan sentra batik terbesar di Jawa Barat. Terdapat 400 pengusaha batik yang tergabung di Koperasi Mitra Batik yang berdiri sejak 17 Januari 1939, kemudian tanggal tersebut dijadikan Hari Lahir Koperasi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Hatta yang turut hadir dalam acara peresmian tersebut.
Namun karena adanya modernisasi dan tekstil hasil impor dengan harga yang jauh lebih murah, kain batik Tasikmalaya tak mampu bersaing, dan tinggal papan nama. Kejayaan tersebut kini hanya menyisakan nama Jalan Mitra Batik dan beberapa gelintir pengusaha yang berada di sekitar wilayah Mitra Batik, tepatnya Cigeureung, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.
Rumah Batik CV Agnesa terletak di Jalan Ciroyom, Cigeureung, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Keberadaannya saat ini bukan tanpa alasan. Orang tua Hj. Enok dulu menyiasati gempuran krisis dengan membuat batik cap yang harga dan proses pembuatannya lebih murah jika dibanding dengan batik tulis, sehingga harga jualnya bisa terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah.
Meski begitu, rumah produksi tersebut tetap memproduksi batik tulis sebagai identitas dan kualitas. Terbukti hingga kini perusahaannya masih hidup dan dapat bersaing di kencah tekstil nasional.