Sejak PTM, Gairah Belajar Siswa Meningkat. Uu: Semoga Belajar Tatap Muka Bisa Secepatnya 100 Persen

24 September 2021, 08:38 WIB
WAKIL Gubernur Jabar, H. Ruzhanul Ulum didampingi Kepsek SMAN 1 Banjar, H. Barnas, saat meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka di SMAN 1 Banjar, Kamis, 23 September 2021.* /kabar-priangan.com/D. Iwan/

KABAR PRIANGAN – Sejak diberlakukannya kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM), gairah anak didik untuk belajar meningkat.

Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum saat mengevaluasi pelaksanaan PTM dan vaksinasi Covid-19 di SMAN 1 Banjar dan SMAN 3 Banjar, Kamis, 23 September 2021.

Evaluasi dan monitoring dilakukan oleh Uu Ruzhanul Ulum didampingi perwakilan Dinas Pendidikan Provinsi Jabar.

Baca Juga: Dua Guru Sekolah Dasar di Kota Tasikmalaya Terpapar Covid-19, Pemkot Evaluasi PTM Menyeluruh

"Semoga saja PTM secepatnya bisa 100 persen, tidak seperti sekarang ini, masih 50 persen," ujarnya.

Menurutnya, PTM santri di lingkungan Pondok Pesantren (ponpes) sudah 100 persen sejak Bulan Maret lalu sampai sekarang.

Mengenai adanya pesantren yang memiliki sekolah atau sekolah yang memiliki pesantren, kata Uu, teknis pembelajaranya terdapat dua aturan yang harus ditaati.

Baca Juga: My Universe, Kolaborasi Coldplay dan BTS Rilis 24 September 2021

"Saat pembelajaran di pesantren dibolehkan 100 persen. Maka, khusus untuk sekolah tetap kehadirannya diharuskan 50 persen," ujarnya.

Dijelaskan dia, aturan yang diberlakukan untuk belajar di pesantren dan sekolah itu ada perbedaan, walaupun sama-sama diharuskan menaati prokes dan menjalani vaksinasi Covid-19.

Uu juga berharap, ketika proses pendidikan tidak berjalan dengan normal akibat pandemi, diharapkan akhlak dan moral pelajar atau santri tak mengalami kemunduran.

Baca Juga: Soal Gibran Pendaki yang Hilang, AOPGI Desak BKSD Terapkan Standardisasi Naik Gunung

Kekhawatiran itu muncul, kata Uu, karena saat ini proses pendidikan tidak berjalan normal, sehingga pendidikan karakter terhadap siswa tak bisa dilaksanakan secara maksimal.

“Saya berpesan kepada seluruh guru agar mampu meluangkan waktu untuk selalu menanamkan pendidikan religius dan akhlakul karimah, serta menanamkan jiwa nasionalisme kepada siswa,” katanya.

Lebih lanjut mengaku khawatir kecerdasan anak muda sekarang ini, melupakan rasa hormat kepada orang tua dan jasa para pahlawan bangsa dan negara.

Baca Juga: Jadwal SIM Keliling Polres Tasikmalaya Kota Jumat 24 September 2021

"Saat usia puber itu, kecintaan terhadap tanah air dan rasa hormat kepada orang tua, jangan sampai dilupakan. Atau, beralih terlalu cinta kepada duit, hape baru dan barang lainnya," ujarnya.

Kepala SMAN 1 Banjar, H. Barnas  dan Plt. Kepala SMAN 3 Banjar, Noor Rahmawati menjelaskan bahwa pelaksaan Pembelajaran Tatap Muka di sekolah, dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Baik terkait ketaatan pelaksanaan prokes pencegahan Covid-19, maupun vaksinasi Covid-19 terhadap guru dan pelajar.

Baca Juga: Guru Honorer Usia 35 Tahun ke Atas Menilai Seleksi ASN PPPK Tidak Adil

"PTM yang diberlakukan di SMAN 1 Banjar dilakukan secara bergilir dengan jumlah 50 persen di kelas. Hal sesuai prokes ," ujar H. Barnas.

Terkait pendidikan karakter anak didik yang berakhalkul karimah dan berjiwa nasionalisme, dikatakan H. Barnas, dipastikan itu selalu diutamakan.

Misalnya, kata dia, melalui penambahan jam pembelajaran pendidikan agama.

Baca Juga: Mahasiswa Unsil 'Kepung' Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, Ini yang Mereka Perjuangkan

Mengenai pelaksanaan vaksinasi terhadap guru dan pelajar, kata dia, hingga saat ini di sekolahnya sudah 87 persen siswa yang divaksin.

“Dari total 1.282 siswa, yang sudah divaksin sebanyak 1.121 orang. Ditargetkan secepatnya 100 persen divaksin," ujar Barnas.

Kalaupun masih ada siswa yang belum divaksin, menurut Barnas, hal itu terkendala oleh kondisi siswa, misalnya ada siswa yang sakit saat pelaksanaan vaksinasi sehingga belum tervaksin.

Baca Juga: Harga Telur Ayam Kian Merosot, Banyak Peternak di Tasikmalaya Menyerah

"Terkait siswa yang belum dizinkan orang tua untuk divaksin, jumlahnya hanya sedikit saja,” katanya.

Dia optimistis, setelah sekolah memberikan edukasi kepada orangtua siswa, mereka tentu akan mengizinkan anaknya untuk divaksin.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler