Siapakah 'Orang Pintar' yang Menemukan Gibran yang Hilang di Gunung Guntur?

27 September 2021, 06:35 WIB
Kawasan Gunung Guntur di Kabupaten Garut Jawa Barat, menyisakan banyak cerita mistis pasca ditemukannya Gibran pendaki yang tersesat. /Pikiran Rakyat/ Usep Romli/

KABAR PRIANGAN - Muhammad Gibran Arrasyid (14), pendaki yang sempat dinyatakan hilang di kawasan Gunung Guntur, Kabupaten Garut hampir sepekan lamanya, akhirnya di temukan pada Jumat, 24 September 2021 sore hari.

Gibran ditemukan di kawasan Gunung Guntur tepatnya di Curug Cikoneng sekitar 750 meter dari POS 3 tempat ia tepisah dengan rombongan pendaki lainnya dalam keadaan selamat.

Setelah Gibran ditemukan, ternyata menyisakan cerita heboh berbau mistis. Menurut Gibran, di Curug Cikoneng dirinya tak tinggal sendirian tapi banyak orang lain yang menemaninya sehingga tak pernah merasa kesepian meski harus terpisah dari teman-temannya.

Baca Juga: Keangkeran Curug Cikoneng Diungkap Gibran Saat Tersesat di Gunung Guntur

Oleh karena, itu selama enam hari terdampar di Curug Cikoneng, dia tak merasakan haus dan lapar. Hal ini dikarenakan penghuni Curug Cikoneng memberikannya makanan dan minuman kepadanya sehingga dirinya merasa baik-baik saja.

Alhasil, kini Gibran telah ditemukan dalam keadaan selamat. Namun, siapakah sosok yang pertama kali menenukan remaja asal Kampung Cinunuk, Kematan Pangatikan itu?

Ternyata yang pertama kali menemukan Gibran itu adalah kuncen atau orang pintar yang menguasai medan kawasan Gunung Guntur.

Namanya Ade Leji (55) warga Kampung/ Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut.

Baca Juga: Aksi Pemalakan Kendaraan di Selatan Garut Beredar di Sosmed, Ini Reaksi Kapolres Garut

Terkait penemuan Gibran yang sebelumnya dilaporkan hilang sejak Minggu 19 September 2021, Ade menyebutkan ia menemukan Gibran di kawasan Curug Cikoneng yang jaraknya sekitar 750 meter dari Pos 3 tempat Gibran berpisah dengan teman-temannya yang hendak melanjutkan perjalanan ke puncak gunung.

Menurutnya, pada hari Jumat, 24 September 2021, ia berangkat ke Gunung Guntur karena sebelumnya telah mendapat pirasat jika Gibran akan ditemukan pada hari itu.

Dia, katanya, berangkan sendirian tanpa ditemani siapa pun karena ada pesan gaib yang diterima dirinya, jika dia dalam upaya menemukan Gibran tidak boleh mengajak siapun kecuali dirinya.

Baca Juga: PD Parmusi Garut Sesalkan Hilangnya BBM Jenis Premium di Pasaran

"Saya berangkat dari rumah sekitar pukul 15.00 WIB sendiri, karena dari petunjuk yang saya dapatkan saya tidak boleh berangkat bersama orang lain apalagi banyakan," ucapnya saat ditemui di rumahnya di kawasan Desa Pasawahan.

Sesuai pirasat, tuturnya, saat itu ia langsung menuju kawasan salah satu air terjun yang ada di Gunung Guntur yakni yang disebut Curug Cikoneng.

Ia mendapat pertanda jika Gubran berada di sebuah gua kecil yang ada di air terjun tersebut.

Namun karena ada sebuah kekuatan yang mengusai Gibran, saat itu dirinya tak bisa langsung menemukan Gibran.

Baca Juga: Azis Syamsuddin Politisi Partai Golkar Ditahan KPK, Berbaju Rompi-Tangan Diborgol

Hingga akhirnya ia pun melakukan tawasul dan berserah diri kepada Alloh SWT sambil memohon agar dirinya bisa menemukan Gibran.

"Setelah beres tawasulan, saya kemudian menancapkan paku bumi ke batu yang ada di curug itu. Lalu tak kemudian, secara perlahan saya mulai bisa melihat keberadaan Gibran di kawasan curug," ujar Ade.

Saat itu, paparnya, Gibran terlihat dalam kondisi linglung, tak bisa bicara dan belum sadar apa yang telah terjadi pada dirinya.

Setelah ia menepuk pundaknya sambil menyebutkan namanya, baru Gibran sadar dan ia langsung bertanya kenapa dirinya bisa berada di tempat tersebut.

Baca Juga: Ridwan Kamil Perkenalkan Kota Baru di Jabar Berbasis Industri dan Maritim

Ia yang memang sebelumnya telah menyiapkan makanan untuk Gibran, tambahnya, saat itu langsung memberikannya kepada Gibran.

Sambil menunggu Gibran selesai menyantap makanan, Ade pun terus mengajaknya ngobrol.

Dituturkannya, saat itu Gibran mengaku dirinya baru sadar setelah mendengar Ade menyebut namanya berulang kali.

Namun sata itu Gubran masih belum bisa ditanyai lebih jauh sehingga Ade memutuskan untuk langsung membawanya pergi dari tempat itu.

Baca Juga: Mulai Tahun 2022 Siaran TV di Garut Akan Beralih dari Analog Ke Digital

"Saya telah mencoba menghubungi relawan untuk mengabarkan jika Gibran sudah berhasil ditemukan. Namun saat itu saya tak bisa menghubungi siapapun karena di lokasi tersebut sama sekali tak ada sinyal," katanya.

Akhirnya Ade pun saat itu memutuskan untuk membawa Gibran dengan cara menggendongnya seorang diri meski pun harus merangkak-rangkak menaiki tebing.

Baru setelah sampai di bagian atas tebing yang ada sinyalnya, Ade langsung menghubungi keluarganya untuk membantu menyampaikan kabar gembira jika Gibran sudah berhasil ditemukan dalam kondisi selamat.

Baca Juga: HUT Lalu Lintas Bhayangkara ke-66, Ini Pesan Kapolres Banjar AKBP Ardiyaningsih

Tak hanya itu, sang kuncen pun menyarankan bagi para pendaki yang tertarik untuk melakukan pendakian di Gunung Guntur, harus mematuhi beberapa pantangan agar terhindar dari hal yang tak diharapkan.

Tiga pantangan tersebut, kata Ade, pertama pendaki Gunung Guntur tidak boleh bersiul. Selain itu, pendaki tidak boleh meniup suling serta jangan sekali-kali menanyakan jalan.

"Bersiul, meniup suling, dan menanyakan jalan menjadi pantangan yang benar-benar tak boleh dilakukan oleh pendaki Gunung Guntur. Jika pantangan ini dilanggar, apa lagi secara sengaja karena ingin membuktikan kebenarannya, maka akan ada sesuatu kejadian yang tak diharapkan terjadi pada pendaki," kata Kuncen Gunung Guntur Ade Leji.***

 

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler