Kasus Kematian Covid-19 Meningkat, Bupati Garut: Februari Jangan Kecolongan

1 Februari 2022, 17:59 WIB
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan saat ini pihaknya tengah mewaspadai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Garut yang kembali tinggi. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan saat ini pihaknya tengah mewaspadai penyebaran Covid-19 di Kabupaten Garut yang kembali tinggi. 

Dalam 2 pekan terakhir, di Garut sudah terjadi 4 kasus kematian akibat Covid-19.

"Dalam 2 pekan ini sudah terjadi 4 kasus kematian akibat Covid-19 di Garut. Ini terbilang sudah tinggi dan benar-benar harus diwaspadai," ujar Rudy, Selasa, 1 Februari 2022.

Baca Juga: Ini Jumlah Desa dan Kecamatan di Garut yang Akan Dilintasi Tol Getaci

Menyikapi tingginya kembali kasus Covid-19 di Kabupaten Garut, Rudy pun menyebutkan pihaknya sudah mengambil beberapa langkah yang dianggap perlu sebagai antisipasi. Langkah tersebut di antaranya mengeluarkan intruksi agar pelaksanaan vaksinasi di Garut lebih dipercepat. 

Dikatakannya, saat ini capaian vaksinasi di Garut terutama yang usia 6-11tahun masih rendah karena masih di bawah 80 persen. Ia berharap pekan depan capaian vaksinasi 6-11 tahun sudah bisa mencapai 100 persen.

Rendahnya capaian vaksinasi di Garut menurut Rudy, juga terjadi pada vaksinasi dosis 2 yang baru mencapai 42 persen.

Baca Juga: Ocol, Membunuh di Garut Ditangkap di Bekasi, Tim Sancang Masih Kejar 1 Pelaku

Hal ini pulalah yang menyebabkan Garut kini kembali ke PPKM Level-2 setelah sebelumnya sempat naik di Level-1. 

Setelah pada akhir Januari terjadi kasus Covid-19 yang terbilang tinggi bahkan sampai terjadi 4 kasus kematian, Rudy menyebutkan pada bulan Februari ini pihaknya tak mau kecolongan lagi apalagi terjadi kasus yang lebih tinggi. Oleh karenanya ia mewajibkan seluruh warga Garut termasuk anak 6-11 tahun untuk divaksinasi. 

"Apalagi saat ini di Garut juga kan sudah muncul klaster sekolah dimana ada beberpa sekolah yang terdapat siswanya yang terpapar Covid-19. Sehingga baru saja saya dan Forkopimda lainnya selesai rapat untuk penentuan PTM (pembelajaran tatap muka)," katanya.

Baca Juga: Apes, Pelaku Pencuri Ditangkap Tim Turjawali Garut Saat Beraksi di Rumah Warga

Ia mengungkapkan, hasil rapat Forkopimda, PTM masih tetap dilaksanakan dengan catatan apabila di sekolah ada siswa yang terpapar sampai 5 orang, maka PTM di sekolah tersebut akan langsung ditutup. Selama tidak ada siswa yang terpapar, maka pelaksanaan PTM di semua sekolah di Garut akan terus dilaksanakan dengan ketentuan diberlakukan protokol kesehatan yang ketat.

Terkait adanya 2 warga Garut yang diduga terpapar Omicron, diakui Rudy hingga saat ini hasilnya belum bisa dipastikan.

Hal ini dikarenakan di Garut belum ada alat yang bisa mendeteksinya sehingga pemeriksaan harus dilakukan di pusat.

Baca Juga: Waspada! Awal 2022, Angka Kasus Covid-19 di Garut Meningkat, Muncul Klaster Sekolah

Namun Rudy menduga jika kedua orang tersebut terdeteksi Covid-19 varian delta yang menurutnya di Garut saat ini masih ada. Sedangkan untuk Omicron, hingga saat ini diprediksi belum ada di Garut Covid-19 yang masih menjalani isolasi mandiri di rumah, terutama mereka yang bergejala. Hal ini dinilainya sangat rentan sehingga ia memerintahkan agar isolasi dilaksanakan di rumah sakit. 

"Kalau di rumah, kami juga tidak mau ambil resiko apalagi kalau dia sudah punya gejala. Mereka pun tak boleh dibawa ke puskesmas dulu tapi harus 

langsung dibawa ke rumah sakit guna mencegah terjadinya penularan lebih parah lagi," ucap Rudy.

Baca Juga: Ribuan Aset Milik Pemkab Garut Banyak Yang Belum Bersertifikat

Jika mereka yang terpapar Covid-19 hanya menjalani isolasi mandiri di rumah, tambah Rudy, dikhawtirkan virusnya akan menyebar ke anggota 

keluarganya. Selain itu, dikhawatirkan pula orang yang terpapar ini malah maih bisa jalan-jalan sehingga resiko penyebaran virusnya pun akan lebih tinggi.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler