Diduga Jadi Korban Bully, Siswa SD Dipaksa Mencabuli Kucing Lalu Direkam. Korban Depresi, Akhirnya Meninggal

20 Juli 2022, 19:33 WIB
Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto (kanan) menjenguk kondisi orangtua korban dugaan perundungan atau bully di Desa Sukaasih Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Rabu 20 Juli 2022.* /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Diduga jadi korban perundungan atau bully teman-temannya, seorang anak siswa kelas 6 SD di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, PH (11), mengalami depresi berat hingga akhirnya meninggal dunia.

Saat mengalami bully, siswa SD di Singaparna itu selain sempat dipukuli teman permainannya, korban juga dipaksa untuk mencabuli seekor kucing. Bahkan mirisnya aksi itu direkam hingga korban mengalami depresi dan tidak mau keluar rumah.

Perlakuan bully yang dialami siswa SD di Singaparna Kabupaten Tasikmalaya ini kemudian terungkap melalui video yang menyebar di media sosial. 

Baca Juga: Kerugian Akibat Longsor di Cimuncang Garut Kota Capai Rp5 Miliar

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto mengatakan, awal mulanya kejadian perundungan tersebut mengemuka dan diketahui melalui rekaman video di media sosial yang menyebar.

Video tersebut menunjukkan korban yang dipaksa sejumlah orang yang diduga teman-temannya untuk mencabuli kucing.

"Jadi korban ini diduga sempat mengalami dugaan perundungan, sampai depresi dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tidak senonoh. Dimana korban dipaksa dan diancam teman sepermainanya," ujar Ato, Rabu 20 Juli 2022.

Baca Juga: Setelah Dinyatakan Bebas Bersyarat, Habib Rizieq Shihab (HRS) Siap Lanjutkan Misi yang Tertunda

Karena kerap menjadi korban perundunga atau bully itu, anak kedua dari pasangan Ad (41) dan Ti (39) warga Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna itu terlihat banyak murung dan enggan keluar rumah.

Bahkan dirinya enggan makan dan minum hingga kesehatan korban pun terganggu. Keluarga pun membawa korban ke rumah sakit. Namun sayang, nyawanya tidak tertolong.

Ditemui di rumahnya, terlihat kedua orang tua korban masih berduka. Rumah gubuk berdinding bilik dan papan, keduanya nampak sedih saat bercerita tentang pengalaman pahit yang diderita anak lelakinya.

Baca Juga: Robert Alberts Sebut Persib Bandung Bisa Menurunkan Dua Pemain Kunci saat Laga Perdana di Liga 1 Indonesia

Ibu korban, Ti menuturkan, anaknya sering mengeluhkan sakit tenggorokan dan kerap kali dipukul teman sepermainan.

Bahkan korban juga mengaku sempat dipaksa serta direkam untuk mencabuli kucing.

"Kami melihat kedua orangtua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Maka kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologisnya, juga mungkin mendampingi proses hukumnya," jelas Ato.

Baca Juga: Proyek Penataan HZ Mustofa dan Cihideung Terus Menuai Polemik. Gempita: Banyak Masyarakat yang Tidak Tahu

Sementara itu Panit Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi santoso, mengaku belum menerima laporan soal kejadian tersebut.

Meski begitu, pihaknya segera ke lokasi guna melakukan pendalaman dan penyelidikan atas kasus tersebut.

"Kami belum menerima laporan soal itu. Akan tetapi anggota kami segera kelokasi untuk proses pendalaman," ujar dia.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler