Atasi Kasus DBD, Pemkot Tasikmalaya Turunkan Tim Khusus

15 Mei 2024, 16:26 WIB
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat. /Kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Guna mengatasi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang angka kasusnya terus meningkat, Pemerintah Kota Tasikmalaya, menerjunkan tim khusus petugas kesehatan dibantu masyarakat untuk mengatasi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasik.

Tim khusus tersebut bertugas melakukan penanganan dan pengawasan agar kasus DBD tidak meluas dan menimbulkan korban jiwa.

"Tim juga nantinya secara rutin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), sosialisasi pencegahan DBD, dan pengobatan yang tepat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat, Rabu, 15 Mei 2024.

Baca Juga: Dibiarkan Kumuh, Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya Belum Juga Diresmikan

Lebih lanjut kata Uus, tim juga akan melakukan penyelidikan epidemiologi khusus untuk PSN dibantu tim kader bersama Puskesmas dan masyarakat.

Uus menuturkan, kasus DBD di Kota Tasikmalaya terus menjadi perhatian jajaran Dinas Kesehatan.

Apalagi kata Uus, saat ini kasusnya sudah tersebar di seluruh kecamatan wilayah Kota Tasikmalaya, sehingga pihaknya terus berupaya melakukan pencegahan dan pengobatan bagi masyarakat yang terjangkit.

Baca Juga: Selama Tahun 2024, Ratusan Warga Kota Tasikmalaya Terkena Wabah DBD

Surat Edaran Wali Kota

Adapun kata Uus, upaya yang dilakukan saat ini, di antaranya melakukan penyelidikan epidemologi yang setiap kali turun ke masyarakat menerjunkan tim kesehatan lingkungan, surveilans, lalu kader kesehatan di lingkungan masyarakat dan siap siaga petugas Puskesmas.

"Sekali turun, tim yang diturunkan terdiri dari pengelola program DBD, pengelola program kesling, dan surveilans tingkat dinas dan kota empat atau lima orang, kalau kader minimal satu orang, Puskesmas satu orang," katanya.

Uus juga menyampaikan, petugas lapangan melakukan kegiatan mengedukasi masyarakat sebagai tindak lanjut surat edaran Wali Kota Tasikmalaya tentang kewaspadaan DBD, dan penguatan gerakan masyarakat dalam memberantas jentik nyamuk di setiap rumah.

Baca Juga: PKB dan Golkar Silaturahmi, PKS Terbuka Golkar Gabung di Koalisi Tasikmalaya Baru

"Selanjutnya melakukan penyelidikan epidemologi setiap masyarakat yang terjangkit DBD teermasuk yang meninggal dunia karena penyakit DBD. Bila dipandang perlu dilakukan juga pengasapan atau fogging sesuai hasil penyelidikan epidemologi," jelasnya.

Uus juga menyampaikan, upaya lainnya menyiapkan NS1 untuk mendeteksi dini kasus DBD, sehingga mereka yang terjangkit DBD bisa langsung cepat ditangani secara medis yang akhirnya bisa terhindar dari risiko kematian.

Masyarakat yang mengeluhkan sakit dengan gejala DBD, kata dia, secepatnya bisa langsung datang ke tempat pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas maupun rumah sakit agar segera dilakukan pemeriksaan tanpa dipungut biaya.

Baca Juga: Nekat Jadi Pengedar Narkoba, Seorang Ibu Rumah Tangga di Kota Tasikmalaya Diringkus Petugas

"Bila positif DBD bisa cepat terdiagnosis, cepat ditangani guna mencegah komplikasi dan untuk menurunkan risiko kematian, untuk pemeriksaan ini tersedia di puskesmas dan tidak dipungut biaya," katanya.

Ia menambahkan pemerintah juga menyediakan obat abate untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk yang dapat diambil masyarakat secara gratis di Puskesmas, sekaligus akan diberi penyuluhan terkait pencegahan wabah DBD di lingkungan rumah.

Kasus DBD itu, kata dia, harus menjadi perhatian masyarakat untuk selalu waspada dengan peduli menjaga kebersihan lingkungan, dan rutin memberantas sarang nyamuk aedes aegypti sebagai penyebab terjadinya DBD.

Baca Juga: Dua Pelaku Curas Modus Ganjal ATM di Kota Tasikmalaya Diringkus dan Dihadiahi Timah Panas

"Masyarakat harus tetap waspada dengan DBD ini karena dengan adanya perubahan iklim dan perpanjangan musim hujan bisa memperpanjang siklus DBD," katanya.

Dinkes Kota Tasikmalaya mencatat kasus DBD selama Januari sampai Mei 2024 sudah mencapai sebanyak 595 kasus dengan sebaran seluruh kecamatan. Sebanyak 22 kasus saat ini masih dirawat dan dua kasus meninggal dunia.

"Untuk kasus DBD dari Bulan Januari sampai dengan bulan April ya ada kenaikan yang cukup bermakna, nah dengan upaya yang kita lakukan mudah-mudahan kedepannnya ada penurunan," katanya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler