Ia mengaku sangat trauma dan hingga saat ini belum bisa menghilangkan rasa ketakutannya.
Dituturkan Mimin, saat longsor terjadi ia bersama anak, keponakan, serta kakaknya sedang berada di dalam rumah.
Tiba-tiba ia mendengar suara menggelegar yang sangat keras diiringi suara gemuruh yang ternyata akibat longsor yang terjadi.
Baca Juga: Akhirnya, Bupati Garut Divaksin Juga
"Saat itu kami sadar sedang ada bahaya yang mengancam sehingga kami langsung bergegas ke luar rumah. Ternyata benar, ada longsor yang terjadi bahkan sampai membuat bagian dapur rumah saya amblas akibat tergerus," ucap Mimin.
Lebih jauh warga RT 02 RW 04, Desa Karyamekar itu menerangkan jika rumah yang telah ditempatinya selama kurang lebih 10 tahun itu lokasinya tak jauh dari bibir tebing.
Ia pun mengaku tak akan mau untuk kembali ke rumahnya karena takut. Ia akan mematuhi permintaan pemerintah agar tetap tinggal di tempat pengungsian.
Baca Juga: Penghapusan PPnBM Diharapkan Gairahkan Kembali Industri Otomotif Indonesia
Beda dengan warga lainnya yang kebanyakan mengungsi di bangunan SD dan madrasah, Mimin dan tiga anggota keluarganya lebih memilih mengungsi di rumah adiknya.
Kebetulan rumah adiknya tak begitu jauh dari rumah yang sebelumnya ditinggalinya. Akan tetapi, rumah adiknya berada di zona yang aman.