Warga Belum Diizinkan Pulang ke Rumah, Pergerakan Tanah di Desa Karyamekar Masih Terus Terjadi

- 15 Februari 2021, 20:38 WIB
Bencana tanah longsor di wilayah Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu , Kabupaten Garut
Bencana tanah longsor di wilayah Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu , Kabupaten Garut /Aep Hendy/

 

KABAR PRIANGAN - Hingga Senin (15/2/2021) petang, pergerakan tanah di lokasi longsor di wilayah Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu masih terus terjadi. Warga pun masih belum diizinkan untuk kembali ke rumah mereka mengingat besarnya potensi longsor susulan.

Masih terus terjadinya pergerakan tanah di lokasi longsor yang telah menyebabkan puluhan rumah terdampak dan ratusan jiwa diungsikan, disampaikan Camat Cilawu, Mekarwati. Hal ini menunjukan jika sampai saat ini di lokasi longsor, kondisinya masih belum aman.

"Pergerakan tanah masih terus terjadi. Ancaman masih sangat besar sehingga tak boleh ada warga yang kembali ke rumahnya," ujar Mekarwati, Senin (15/2/2021).

Baca Juga: Ketua MUI Garut Siap Divaksin, Jika Usia 65 Tahun Boleh Divaksin

Dikatakannya, pergerakan tanah masih terus terjadi walau tidak sebesar sebelumnya. Namun hal ini tetap harus diwaspadai karena bisa saja sewaktu-waktu kembali menimbulkan longsor yang besar.

Pergerakan tanah yang masih terus terjadi, tutur Mekarwati, menyebabkan lahan yang tergerus longsor terus melebar.

Namun longsoran melebarnya ke arah pinggir sedangkan ke samping hingga saat ini lebarnya tidak bertambah yakni tetap 500 meter.

Menurutnya, berdasarkan hasil pendataan, luas lahan yang tertimbun longsoran mencapai sekitar 3 hektare.

Baca Juga: Wabup Garut Imbau Warga, Waspadai Cuaca Ekstrem

Sedangkan rumah yang terdampak dan masuk dalam zona merah saat ini mencapai 45 unit yang ditempati 58 kepala keluarga (KK).

"Kalau lebar dan kedalaman tebing yang longsor masih tetap seperti semual. Kedalamannya masih 50 meter dan lebar masih 500 meter akan tetapi ke pinggirnya terus melebar sehingga kian dekat ke rumah-rumah warga," katanya.

Mekarwati menerangkan, untuk warga yang terdampak dan masuk dalam zona merah sejak awal sudah diungsikan ke tempat lain yang lebih aman.

Baca Juga: Longsor di Cilawu, Dua Rumah Rusak dan 19 Lainnya Terancam

Untuk sementara lokasi pengungsian ditempatkan di bangunan SDN Karyamekar 2 dan Madrasah Nur Iman yang jaraknya tak terlalu jauh akan tetapi masuk zona aman dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Ia juga menegaskan, pihaknya telah melarang warga untuk kembali ke rumahnya. Hal ini dikarenakan masih tingginya ancaman terjadinya longsor susulan yang tentu saja bisa membahayakan keselamatan, jika ada warga yang kembali menempati rumahnya.

Mekarwati menilai, lokasi tersebut tak layak lagi untuk digunakan sebagai permukiman. Ia pun menyatakan akan segera mengajukan relokasi untuk warga yang terdampak longsor di Desa Karyamekar tersebut.

Baca Juga: Menangkap Peluang dari Tren Memelihara Tanaman Hias

Salah seorang warga yang rumahnya terdampak, Mimin (44), mengaku tak berani untuk kembali ke rumahnya pascalongsor yang terjadi Jumat (12/2/2021) malam lalu.

Ia mengaku sangat trauma dan hingga saat ini belum bisa menghilangkan rasa ketakutannya.

Dituturkan Mimin, saat longsor terjadi ia bersama anak, keponakan, serta kakaknya sedang berada di dalam rumah.

Tiba-tiba ia mendengar suara menggelegar yang sangat keras diiringi suara gemuruh yang ternyata akibat longsor yang terjadi.

Baca Juga: Akhirnya, Bupati Garut Divaksin Juga

"Saat itu kami sadar sedang ada bahaya yang mengancam sehingga kami langsung bergegas ke luar rumah. Ternyata benar, ada longsor yang terjadi bahkan sampai membuat bagian dapur rumah saya amblas akibat tergerus," ucap Mimin.

Lebih jauh warga RT 02 RW 04, Desa Karyamekar itu menerangkan jika rumah yang telah ditempatinya selama kurang lebih 10 tahun itu lokasinya tak jauh dari bibir tebing.

Ia pun mengaku tak akan mau untuk kembali ke rumahnya karena takut. Ia akan mematuhi permintaan pemerintah agar tetap tinggal di tempat pengungsian.

Baca Juga: Penghapusan PPnBM Diharapkan Gairahkan Kembali Industri Otomotif Indonesia

Beda dengan warga lainnya yang kebanyakan mengungsi di bangunan SD dan madrasah, Mimin dan tiga anggota keluarganya lebih memilih mengungsi di rumah adiknya.

Kebetulan rumah adiknya tak begitu jauh dari rumah yang sebelumnya ditinggalinya. Akan tetapi, rumah adiknya berada di zona yang aman.

Masih menurut Mimin, sudah cukup lama dirinya melihat ada retakan-retakan pada beberapa bagian tanah yang ada di daerah tersebut. Bahkan di sejumlah titik sudah terlihat ada tanah yang anjlok, termasuk di sekitar selokan.

"Saya mah tak mau kembali menempati rumah itu karena itu akan sangat membahayakan keselamatan kami. Biar tinggal di rumah adik saya dulu sambil menunggu kebijakan pemerintah, mudah-mudahan segera ada program relokasi," ujar Mimin.***

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah