Longsor Susulan Terjadi di Cipager Garut, Jumlah Rumah Rusak dan Terancam Bertambah

- 20 Februari 2021, 06:45 WIB
Longsor susulan yang mengakibatkan jumlah rumah terdampak di Kampung Cipager dan Babakan Kawung, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cilawu terjadi pada Kamis 18 Februari 2021 malam kemarin. Warga sepakat untuk direlokasi mengingat kondisi permukiman mereka sebelumnya tak mungkin ditempati kembali.
Longsor susulan yang mengakibatkan jumlah rumah terdampak di Kampung Cipager dan Babakan Kawung, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cilawu terjadi pada Kamis 18 Februari 2021 malam kemarin. Warga sepakat untuk direlokasi mengingat kondisi permukiman mereka sebelumnya tak mungkin ditempati kembali. /Dok. Kabar-Priangan.com/Aep H/

KABAR PRIANGAN - Kekhawaturan pemerintah dan warga terkait adanya longsor susulan di Kampung Cipager, Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu terbukti.

Longsor susulan yang cukup besar terjadi pada Kamis 18 Pebruari 2021 malam sehingga menyebabkan jumlah rumah rusak dan terancam kian bertambah.

Terjadinya longsor susulan di wilayah Kampung Cipager pada Kamis malam kemarin, diungkapkan Camat Cilawu, Mekarwati. Menurutnya longsor susulan
terjadi sekitar pukul 22.00 wib sehingga luas lahan yang tergerus kian bertambah.

"Tadi malam memang telah terjadi longsor susulan yang cukup besar sehingga jumlah rumah yang terdampak baik yang rusak mauopun yang terancam kian bertambah. Kemungkinan longsor susulan masih akan terjadi jika melihat kondisi di lapangan saat ini," ujar Mekarwati yang dihubungi Jumat
19 Pebruari 2021.

Baca Juga: Longsor Susulan di Cipager, Ancam Pasokan Listrik Wilayah Priangan Timur

Dikatakannya, pascalongsor susulan, jumlah warga yang mengungsi bertambah menjadi 253 jiwa yang terdiri dari 75 KK (kepala keluarga). Mereka
berasal dari dua RW atau dua kampung yakni Kampung Cipager dan Kampung Babakan Kawung.

Karena longsor susulan hingga hari ini masih terus terjadi, Mekarwati memprediksi jika jumlah pengungsi pun masih akan terus bertambah.

Berdasarkan data hingga Jumat, 19 Pebruari 2021 petang, sudah ada 16 rumah warga yang kondisinya benar-benar tak bisa lagi ditempati dan yang lainnya
dalam kondisi terancam.

Mengingat kondisi yang sudah semakin membahayakan, tutur Mekarwati, warga pun sudah sepakat untuk tak kembali menempati rumahnya. Bahkan warga juga sudah sepakat untuk direlokai ke tempat yang lebih aman akan tetapi pihaknya masih menunggu kajian teknis yang dilakukan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Baca Juga: Tega! Bantuan Lembaga Keagamaan pun Disunat, LBH Ansor : Ada yang Memancing di Air Keruh

"Untuk lebih pastinya terkait pelaksanaan relokasi, kami masih menunggu kajian PVMBG yang hingga saat ini belum ada. Mudah-mudahan kajian PVMBG
bisa secepatnya kami dapatkan dan informasi yang kami dengar kajian akan dilakukan minggu-minggu ini," katanya.

Terkait jumlah kerugian materi yang ditimbulkan akibat bencana longsor di wilayah Desa Karyamekar, Mekarwati menyebutkan berdasarkan hasil
pendataan mencapai Rp 7,6 miliar. Namun jumlah tersebut baru berupa kerugian akibat kerusakan rumah warga sedangkan kerugian akibat kerusakan
fasilitas umum seperti jalan belum termasuk.

Di sisi lain Mekarwati mengungkapkan rasa syukurnya karena dalam musiban tersebut tak ada korban jiwa. Padahal bencana yang terjadi di daerahnya
itu terbilang besar.

Sementara itu ditanya terkait kondisi para oengungsi saat ini, ia mengatakan semuanya dalam kondisi baik termasuk kebutuhan untuk makan mereka
yang maish terpenuhi. Namun ia pun memastikan jika bantuan untuk mereka tentunya masih akan terus dibutuhkan mengingat hingga saat ini belum ada
kepastian sampai kapan mereka harus tinggal di pengungsian.

Baca Juga: Bertemu Teten Masduki, Shopee Ungkap Dominasi UMKM dan Pedagang Lokal dalam Platform Capai 97 Persen  

Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Daris Hilman, menjelaskan bahwa
berdasrkan beberapa pertimbangan, pelaksanaan relokasi warga terdampak bencana longsor di wilayah Desa Karyamekar tak bisa langsung dilakukan.

Salah satu pertimbangan yakni belum adanya hasil kajian PVMBG terkait kelayakan lahan yang akan digunakan untuk relokasi.

"Sebelum relokasi dilaksankan, terlebih dahulu harus ada kajian dari PVMBG terkait layak tidaknya lahan yang akan dijadikan temopat relokasi
untuk dijadikan permukiman. Saat ini kami masih menunggu hal itu dan diharapkan tidak lama lagi," ucap Daris.

Namun demikian ditandaskannya, saat ini Pemkab Garut sudah menyiapkan skema untuk relokasi warga yang terdampak longsor. Adapun lahan yang telah
disiapkan Pemkab Garut untuk menapung 50 KK terdampak longsor luasnya mencapai satu hektare.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x