Serta mampu mentransformasikan penguasaan seni/budaya yang digelutinya pada generasi selanjutnya.
Menurut Wakil Ketua Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT) Hendra J.Kristiadi dan Sekretaris DKKT Kepler Sianturi, salah satu problem terbesar dalam bidang seni/budaya adalah ketiadaan dokumentasi atau meminjam istilah milenial “jejak digital” yang bisa menjadi rujukan.
Dan hal itu membuat pihak-pihak yang peduli terhadap perkembangan seni/budaya daerah kesulitan untuk melacak informasi tentang sebuah kesenian/budaya tertentu.
"Sehingga kita kerap kehilangan informasi tentang keberadaan sebuah kesenian/kebudayaan. Bahkan, tragisnya, ada beberapa daerah pemilik suatu kebudayaan tak lagi mengenali kebudayaan asali-nya, karena telah punah sebelum sempat diketahui orang lain," kata Hendra, Kamis 18 November 2021.
Baca Juga: Hilang Misterius di Cadas Pangeran Sumedang, Tiga Hari Pencarian Masih Belum Ditemukan
Maka, cara yang cukup efektif dalam mengatasi problem kultural itu, kata dia dimulai dengan penyelenggaraan event budaya secara periodik yang di dalamnya juga ada seminar dan workshop.
Dia mengatakan, pemberian penghargaan kepada pelaku-pelaku seni dan budaya merupakan sebuah manifestasi dari bagaimana cara menghargai nilai-nilai seni/budaya yang ada dan hidup disekitar kita. Menghargai kiprah para pelakunya.
"Alhamdulillah kami masih bisa eksis dalam memberikan penghargaan kepada para pelaku seni budaya. Tapi tentu ini, masih jauh dari harapan ideal para pelaku seni/budaya pada umumnya,” katanya.
Baca Juga: M Kace Ternyata Ditahan di Ciamis, Pengacaranya Datangi Kejari dan PN Ciamis