Sehingga bisa di promosikan untuk menarik minat para wisata luar daerah untuk berwisata ke Kota Tasikmalaya. "Kami mengemukakan maksud untuk menjalin kerja sama dalam upaya ikut melestarikan penijggalan sejarah dan TTD menyambut dengan antusias," kata Ela.
Pada kesempatan kali ini mereka menyusuri tempat-tempat yang di wilayah terdekat yakni di wikayah Kota Tasikmalaya dengan berjalan kaki.
Baca Juga: Kota Tasikmalaya Level I PPKM Vaksin Anak Usia 6-11 Tahun Sudah Bisa Dilakukan, Ini Tanggal Mulainya
Ngulisik dengan jalan kaki ini diawali dari objek sebagai titik kumpul di Tugu/ Monumen Kalpataru atau yang sangat populer dengan nama Tugu Ma Eroh dan Abdul Rojak. Tugu itu dibangun di tengah Alun-alun Kota Tasikmalaya.
Lalu dilanjut menuju ke Sumur Dalem di Jalam RAA Wiratanuningrat, depan SMPN 10 Kota Tasikmalaya. Kemudian ke Kompleks Benglap DPLAD (Detasemen Peralatan Angkatan Darat 03-12-03 Bengkel Lapangan B-03-44-8, sekarang Benglap 03-43-04) di Jalan Citapen.
Dulunya di masa kolonial Belanda dan berlanjut saat pendudukan Jepang, kompleks bangunan tersebut sebagai Rumah Sakit Tasikmalaya dengan nama "Proviciale Ziekenhuize".
Bangunan itu didirikan pada tahun 1922 oleh Belanda dan mulai beroperasi pada 14 Juli 1925.Namun seiring perguliran waktu rumah sakit ini di pindahkan ke Jalan Rumah Sakit Nomor 33 yang sekarang namanya menjadi RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya.
Dari sini perjalanan berlanjut menulusuri gang di Jalan Komalasari. Di area ini terdapat Makam Raja Komalasari atau ada yang menyebut juga Raden Komalasari.
Di area tersebut juga ada Makam Syeh Balung Tunggal, Moh. Aboe Bakar sebagai salah satu Pendiri Masjid Agung Kota Tasikmalaya yang merupakan keturunan Raja Sumedang.