"Lihat saja lalat-lalat di atas tumpukan sampah tersebut sangat banyak, bisa saja lalat tersebut terbang ke rumah dan membawa sumber penyakit," katanya.
Lina menyebutkan, petugas sampah tidak mengangkut sampah yang ada di pinggir jalan sejak sebelum Lebaran. "Ya, kalau tidak salah dari sebelum Lebaran atau sudah hampir lima hari ini sampah ini tidak diangkut," katanya.
Baca Juga: Bantu Kelancaran Arus Mudik, Tim Ganjel Tanjakan Gentong Mendapat Apresiasi dari Polwan
Keluhan serupa disampaikan Yanto, pedagang mie yang mangkal di sekitar Jalan Leuwidahu Kecamatan Indihiang. Ia mengaku kesal dengan tumpukan sampah yang tidak segera diangkut.
Menurutnya, selain menimbulkan bau tidak sedap, tumpukan sampah juga membuat banyak lalat hinggap di lokasi tempatnya berjualan.
Di sepanjang Jalan Leuwidahu, tumpukan sampah banyak terlihat di pinggir jalan. Bahkan hampir setiap jarak 100 meter, tumpukan sampah terlihat menumpuk di pinggir jalan dengan bau tak sedap yang sangat menyengat.
Dikonformasi tentang kondisi ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Tasikmalaya Deni Diana mengakui pada Bulan Ramadan hingga Lebaran baru-baru ini di Kota Tasikmalaya terjadi peningkatan produksi sampah hingga 70 ton per hari.
Sehingga, produksi sampah selama Ramadan hingga musim Lebaran kemarin dari sebelumnya 315 ton per hari menjadi 185 ton per hari.
"Itu tentu saja menjadi beban tambahan kerja bagi kami karena jumlah angkutan yang ada tidak
bertambah, sementara produksi sampah bertambah hingga 70 ton per hari," ujar Deni.