11 Ekor Sapi di Banjar Terjangkit PMK, Peternakan Langsung ‘Dilockdown’. Warga Mulai Beralih Konsumsi Ikan

- 12 Mei 2022, 20:09 WIB
TIM Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kota Banjar saat melakukan penanganan sapi terjangkit PMK di wilayah Kota Banjar, Kamis 12 Meni 2022*
TIM Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kota Banjar saat melakukan penanganan sapi terjangkit PMK di wilayah Kota Banjar, Kamis 12 Meni 2022* /kabar-priangan.com/D. Iwan/

KABAR PRIANGAN - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap ternak sapi kian meluas ke wilayah Jawa Barat, termasuk ke Kota Banjar.

Di Kota Banjar, sampai Kamis, 13 Mei 2022, terdata 11 ekor sapi terjangkit penyakit PMK tersebut.

Atas temuan itu, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kota Banjar langsung melakukan lockdown terhadap ke 11 sapi yang terkena penyakit PMK tersebut.

Baca Juga: Tiga Jenderal NII di Garut Dituntut Hukuman 2 dan 5 Tahun Penjara

Menurut Kepala Bidang Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan Kota Banjar, drh. Iis Meilia, 11 ekor sapi yang terjangkit PMK itu milik seorang pengusaha ternak sapi di lingkungan Kelurahan/Kec/Kota Banjar.

"Saat ini, ke 11 ekor sapi yang terjangkit PMK itu sedang dikarantina dan ditangani tim dokter hewan," ucapnya.

Sebagai upaya guna mengantisipasi agar PMK tidak meluas, dia menjelaskan, kawasan peternakan sapi tersebut sudah dilockdown, dan tidak berbolehkan keluar masuk ternak maupun manusia.

Baca Juga: Tragis Penganiayaan di Limbangan Garut, 1 Tewas, 1 Luka

"Orang yang diperbolehkan mkasuk hanya petugas dari Dinas Peternakan dan pengurus kandang yang biasa memberi makan ternak," ucapnya.

Ditambahkan dia, sejak PMK mewabah, pengawasan lalu lintas ternak masuk Kota Banjar diperketat. Baik, ternak sapi, domba atau kambing, khususnya yang berasal dari luar Banjar akhir-akhir ini.

"Sebagai upaya pencegahan PMK, peternak diimbau melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar kandang ternak," ucapnya.

Baca Juga: Catat! Ini Delapan Sikap Organisasi Pariwisata Soal Banjir Bandang di Kawasan Wisata Citengah Sumedang

Dia menjelaskan, gejala ternak yang terkena penyakit PMK itu, diantaranya terlihat sering berbaring, demam tinggi mencapai 419 derajat, erosi di bagian mulut, lidah dan gusi serta air liur sapi berbusa.

Selain itu, mengalami produksi air susu secara drastis. Ada juga mengalami kepincangan bersipat akut, hipersalivasi dan saliva menggantung.

Menurutnya, penyakit mulut dan kuku hewan ternak itu tidak zoonosis, tidak menyerang manusia. Tetapi, hanya menyerang ternak saja.

Baca Juga: Pamflet Foto Mesra Oknum Kades, Terpampang di Sejumlah Pos Ronda Desa Ganjaresik Sumedang 

"PMK ternak tidak menular kepada manusia. Kendati itu, diharapkan semua meningkatkan kewaspadaan dan kesehatan ternak," ucapnya.

Kendati tak membayakan kesehatan manusia atau zoonosis, sejumlah warga Banjar mulai resah, baik peternak maupun masyarakat yang biasa mengkonsumsi daging sapi maupun kambing.

"Jika sampai sapi mati gegara PMK, walaupun seekor tentunya kami rugi belasan sampai puluhan juta," ucap seorang peternak sapi, Supriadi.

Baca Juga: Jordi Amat Siap Merapat, Kapan Sandy Walsh Tiba di Indonesia? Ini Kata PSSI

Berbeda, seorang warga merasa takut mengkonsumsi daging sapi. Tepatnya, setelah PMK merajalela di berbagai daerah, sampai masuk peternakan di Kota Banjar.

"Saat ini kami sekeluarga pilih libur makan daging sapi dan kambing. Beralih makan ikan saja. Padahal, kami sekeluarga suka makan sop kaki sapi," ucap Lisna dan Ayep.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x