Nakes Sarankan Ratusan Suspek TBC di Cisitu Sumedang Periksa Dahak

- 9 Juni 2022, 13:46 WIB
Petugas Nakes memberikan edukasi terkait penanganan penyakit TBC di wilayah Cisitu Sumedang. Ratusan suspek TBC di Cisitu disarankan periksa dahak.
Petugas Nakes memberikan edukasi terkait penanganan penyakit TBC di wilayah Cisitu Sumedang. Ratusan suspek TBC di Cisitu disarankan periksa dahak. /kabar-priangan.com/Nanang Sutisna/

KABAR PRIANGAN - Upaya penanganan penyakit TBC (Tuberkulosis) intensif dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Sejumlah cara dilakukan oleh tenaga kesehatan (Nakes) di masing-masing wilayah, untuk memberantas penyakit TBC. 

Diantaranya dengan pola pendampingan, penerapan pola komunikasi efektif dan melakukan pola dukungan mental bagi pengidap TBC.

Baca Juga: Suara Misterius Nyanyian Anak Perempuan di Citengah Sumedang Akhirnya Terungkap, Begini Faktanya

Pola-pola tersebut diantaranya dilaksanakan dan diterapkan oleh petugas Nakes di Puskesmas Cisitu Kabupaten Sumedang yang membidangi program pemberantasan penyakit TBC.

Petugas Nakes di Puskesmas Cisitu, Runia menuturkan, meski secara angka, pengidap penyakit TBC di wilayah Cisitu terhitung hanya belasan orang. Tapi penanganan khusus terhadap pengidap TBC dilakukan sangat intensif.

Kata Runia, pendampingan yang dilakukan memang harus tepat. Dimana penyakit TBC merupakan penyakit yang beresiko menular.

Baca Juga: Hewan Ternak yang Mati Akibat PMK, Tidak Dijamin Asuransi, Ini Penjelasan Kepala Diskanak Sumedang

Namun demikian, bagi pengidap penyakit TBC tidak perlu cemas berlebihan, bahkan tidak boleh menjauh dari aktivitas harian.

Runia menekankan, pengidap penyakit TBC jangan membatasi aktivitas. Asal, kata Runia, pengidap harus disiplin menggunakan masker di manapun, kecuali saat makan.

Penggunaan masker sangat penting, karena penularan TBC, salah satu diantaranya melalui batuk atau cairan dahak.

Baca Juga: Hadapi MTQ Jabar ke-37, Sumedang Siapkan Layanan Berbasis Digital

"Salah satu hal penting bagi pengidap TBC adalah disiplin masker, disamping mengkonsumsi obat secara rutin," ujar Runia, Kamis, 9 Juni 2022.

Kemudian untuk keluarga pengidap TBC, sambung Runia, pihaknya berharap, agar bisa memberlakukan pengidap TBC, bisa tetap tumbuh semangat dan kontinyu menjaga sterilisasi lingkungan di dalam sekitar rumah.

"Tugas kami memang tak hanya melakukan pendampingan terhadap pengidap, tapi juga memberikan pemahaman terhadap keluarga tentang pentingnya kebersihan lingkungan di sekitarnya," ujarnya.

Baca Juga: Merinding! Suara Nyanyian Bocah Perempuan Berbahasa Jawa Terdengar di Lokasi Bekas Banjir Bandang Sumedang

Dalam membangun pola komunikasi efektif baik dengan pengidap atau keluarga pengidap TBC, Runia menuturkan, dirinya sebagai petugas, membuka peluang komunikasi seluas-luasnya. Salah satunya dengan memberikan nomor hape kepada pengidap atau keluarga pengidap. Harapannya, dengan komunikasi bisa terpantau kondisi yang dialami pengidap.

"Keterbukaan komunikasi antara kami dan pengidap TBC sangat penting tentunya agar memudahkan pendampingan dan penanganan. Jadi jangan sungkan untuk berkomunikasi dengan kami," tuturnya.

Baca Juga: Kapolres Sumedang Persilahkan Suami atau Istri Pelaku Foto Mesra Jika Ingin Melapor

Runia menambahkan, pengidap penyakit TBC sangat memerlukan support yang lebih. Oleh karenanya, selain mengedukasi terkait penggunaan obat, pola komunikasi, support mental juga merupakan bagian penting dalam penanganan penyakit TBC.

"Dengan mensupport mereka, pengidap memiliki harapan sembuh yang cepat," ucapnya.

Kata Runia, selama dua tahun melakukan penanganan terhadap pengidap TBC di wilayah Cisitu, tidak menemukan kendala dalam penanganan pasien TBC. 

Baca Juga: Peringati Harlah ke 88, Pemuda Ansor Sumedang Bersihkan 88 Masjid

Hanya saja kendala justru muncul dalam pencarian suspek TBC. Karena kurang pedulinya pemerintah di tingkat bawah dari mulai desa hingga RT dan kurangnya kesadaran masyarakat yang bergejala TBC untuk ikut melakukan pemeriksaan, contohnya dalam pemeriksaan dahak.

Pola-pola penanganan bisa dilakukan dengan baik dan berjalan lancar. Bahkan saat ini, dirinya dan tim, kini sedang intensif melakukan pencarian terhadap potensi adanya pengidap TBC yang belum terdata.

"Dari data yang ada di Cisitu pada tahun 2022 ini sebanyak 13 pengidap TBC yang sedang dalam pemberian OAT (obat anti tuberkulosis). Usia pengidap dari remaja, dewasa hingga usia tua," kata Runia.

Baca Juga: Satpol PP Sumedang Ungkap Polemik Perizinan Pemanfaatan Air di Cimanggung

Terakhir Runia menyatakan, kegiatan utama progam yang berkaitan dengan TBC di wilayah Cisitu, bukan pengobatan tapi menemukan suspek kasus TBC di setiap desa. 

Untuk tahun 2022, pihaknya, menargetkan 365 orang suspek penyakit TBC di wilayah Cisitu yang harus diperiksa dahaknya.

"Nah perlu diketahui untuk pemeriksaan dahak dan pengobatan gratis baik pengguna BPJS atau pun umum," ujar Runia.***

 

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah