Sebanyak 21 Ekor Sapi Sembuh, 9 Ekor Disembelih Bersyarat. Kondisi Hewan Kurban di Kota Banjar Aman dari PMK

- 16 Juni 2022, 20:07 WIB
Seorang pekerja di peternakan sapi di daerah Banjar Kolot, Kelurahan/Kec/Kota Banjar sedang memberikan jamu tradisional sebagai penangkal PMK.*
Seorang pekerja di peternakan sapi di daerah Banjar Kolot, Kelurahan/Kec/Kota Banjar sedang memberikan jamu tradisional sebagai penangkal PMK.* /kabar-priangan.com/D. Iwan/

KABAR PRIANGAN - Sebanyak 21 ekor sapi dari total 30 ekor sapi yang sempat terindikasi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Banjar sebulan lalu dinyatakan sembuh. Sementara sisanya yang 9 ekor terpaksa disembelih bersyarat.

Ke 21 ekor sapi yang sembuh tersebut sebelumnya menjalani pengobatan dan pemberian vitamin. Hasilnya, kesehatan ke 21 ekor sapi itu membaik dan akhirnya dinyatakan sehat kembali.

Sedangkan sembilan ekor lainnya, kendati mendapatkan perlakukan sama, namun kesehatannya tak memperlihatkan perkembangan, sehingga akhirnya disembelih dengan beberapa persyaratan.

Baca Juga: WASPADA! Kasus Covid 19 Varian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Diprediksi Mengalami Peningkatan di Bulan Juli 2022

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKPPP) Kota Banjar, Agus Kostaman menjelaskan, ke 21 sapi yang sembuh itu setelah rutin diperiksa Tim Kesehatan Hewan DKPPP Kota Banjar dan menjalani pengobatan, serta pemberian vitamin.

"Kami, Tim Kesehatan Hewan terus melakukan pemantauan dan pemeriksaan hewan tersebut, rutin tiga hari sekali. Termasuk pemberian vitamin dan antibiotik agar dikonsumsi sapi yang terindikasi terjangkit PMK," ucapnya, Kamis 16 Juni 2022.

Dia menjelaskan, kondisi hewan kurban secara umum di Kota Banjar mengalami perkembangan yang membaik.

Baca Juga: Persib Bandung Berambisi Raih Tiga Poin Atas Persebaya Demi Amankan Tiket Perempat Final Piala Presiden 2022

Hal ini dirasakan setelah penanganan kasus PMK pada hewan ternak di wilayah Kota Banjar terus dimaksimalkan.

Kemudian, adanya sejumlah hewan ternak yang tidak dilengkapi surat kesehatan hewan dari daerah asal, dikembalikan lagi ke daerah asal pengirimnya di Pos Pemeriksaan Hewan Perbatasan Jabar -Jateng.

Kendati demikian, dia menghimbau kepada para pemilik atau pemelihara hewan ternak agar selalu menjaga kebersihan kandang, rutin melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar kandang.

Baca Juga: Ekskavasi Fosil Purba di Jembarwangi Sumedang, Arkeolog Berhasil Temukan Fosil Kura-kura Purba

Selain itu, disarankan supaya pemilik atau pemelihara ternak melarang hilir mudik orang luar mendekati atau memasuki kandang. Ini penting sebagai antisipasi penyebaran PMK terhadap hewan ternak.

Terkait jumlah hewan ternak yang mati akibat penyakit PMK, dikatakan H. Agus, berdasarkan data hanya ada satu ekor sapi.

Adapun sapi yang diputuskan harus dipotong paksa dengan syarat kelayakan dan keamanan untuk dikonsumsi, sampai pekan kedua Juni 2022, terdata sebanyak 9 ekor.

Baca Juga: Joji Jadi Trending Twitter, Warganet: Lagu Glimpse of Us Bikin Inget Mantan

“Pemotongan paksa itu secara bersyarat dengan pertimbangan tingkat penyakitnya tidak termasuk kategori berat, sehingga dagingnya itu masih layak dan aman dikonsumsi ," ucapnya.

Seorang pengelola pembesaran ternak sapi untuk kebutuhan kurban, Idi memiliki cara penangkal PMK. Yakni, melalui pemberian jamu tradisional secara rutin setiap hari.

"Campuran jamu yang rutin diberikan selama ini, meliputi rebusan air kunyit yang diblender, ditambah gula merah, telur bebek dan obat antibiotik,” katanya.

Baca Juga: Pamit Tinggalkan Persija Jakarta, Makan Konate Resmi Gabung ke RANS Nusantara FC?

“Ini semua bentuk pelayanan kepada pembeli sapi, yang menitipkan sapinya di kandang sampai tiba waktunya dikirimkan ke pembeli itu. Jamu ini rutin diberikan setiap hari ," ucap Idi.

Dijelaskan Idi, campuran jamu itu, selain berfungsi menjadi penangkal PMK, juga berguna agar sapi sehat dan napsu makan tinggi.

"Alhamdullillah, semua sapi yang berjumlah 150 ekor untuk kurban, kondisinya tetap sehat dan jagjag waringkas, Tidak terdampak PMK, tidak terserang flu atau mencret. Bahkan, saat ini sudah habis dibeli untuk kebutuhan kurban," ucap Idi.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x