Penataan Kawasan HZ Mustofa dan Cihideung Resahkan PKL. Pengamat: Apakah Perlu Dipaksakan Sekarang?  

- 18 Juli 2022, 18:36 WIB
Proyek penataan kawasan HZ MUstofa dan Cihideung Kota Tasikmalaya sudah dimulai, Senin, 18 Juli 2022.*
Proyek penataan kawasan HZ MUstofa dan Cihideung Kota Tasikmalaya sudah dimulai, Senin, 18 Juli 2022.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

 

KABAR PRIANGAN - Pemerintah Kota Tasikmalaya telah mulai melakukan pekerjaan fisik penataan Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung. Namun dampak dari penataan ini telah menimbulkan kegelisahan bagi warga dan PKL di kawasan tersebut.

Bagaimana tidak, penataan jalan akan diikuti dengan penutupan arus lalu lintas kendaraan dan peniadaan tempat parkir.

Pengamat Ekonomi, Sosial dan Politik Kota Tasikmalaya, DR. Ferey Herman, SE, MM mengungkapkan, sejumlah keberatan disampaikan oleh warga dan PKL, diantaranya menyatakan “Cihideung adalah salah satu pusat niaga. Jika tidak bisa masuk kendaraan ke Jalan Cihideung, bagaimana bongkar muat barang?”

Baca Juga: Penataan HZ Mustofa dan Cihideung Menjadi Kawasan Pedestrian Dimulai. Pemkot Putuskan Tidak Ada Relokasi PKL

Ada pula yang menyampaikan keberatan sehubungan dengan lokasi parkir. “Lokasi parkir yang direncanakan cukup jauh, siapa yang mau berjalan sejauh itu? Orang akan malas ke Cihideung sehingga toko dan kaki lima akan mati,” tuturnya Doktor Lulusan Unpar Bandung ini.

Pendapat lain menyatakan, kebanyakan toko-toko di Cihideung dan HZ tidak memiliki pintu belakang. “Jika terjadi duka cita, misalnya keluarga yang sakit atau meninggal dunia, bagaimana akses keluarnya?” tambah dia menceritakan kegelisahan warga di sekitar dua jalan tersebut.

Menurut DR Ferey, dari berbagai keberatan yang disampaikan, kebanyakan menyatakan kekhawatiran tentang  sepinya  pengunjung  jika jalan ditutup dan tidak bisa parkir.

Baca Juga: Sehari tak Pulang Warga Cidolog Ciamis Ditemukan di dalam Sumur

Terlepas dari kekhawatiran warga dan pedagang kaki lima, kata DR Ferey yang saat ini menjabat sebagai dosen di Unigal, mungkin sebelum melaksanakan penataan, pemerintah kota harus dipertimbangkan juga  situasi ekonomi yang kurang begitu baik saat ini.

Dalam keadaan normal saja tidak mudah mendorong pertumbuhan pusat niaga, apalagi dalam situasi ekonomi tidak menentu, di mana ancaman inflasi dan pengangguran sangat tinggi.

“Mengapa justru mengambil kebijakan yang justru mungkin mematikan pusat niaga yang sudah ada?” ujarnya.

Baca Juga: Tertinggi Sepanjang Sejarah, Inflasi Kota Tasikmalaya Bulan Juni Capai 4 Persen

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan aktivitas di berbagai sektor, dampaknya secara ekonomi dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat.

“Belum sempat memulihkan diri dari pandemi, terjadi konflik antara Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut menurunkan ekspor nonmigas dan menghambat impor sejumlah komoditi sehingga  meningkatkan harga sejumlah bahan pangan seperti yang sudah kita alami saat ini,” katanya.

Tak cukup sampai di sana, kata dia, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan dampak kenaikan suku bunga acuan yang diumumkan Amerika Serikat.

Baca Juga: Pendaftaran PSE akan Segera Berakhir, Menkominfo Ultimatum Pengembang Aplikasi. Google akan Mematuhi

“Untuk menyelamatkan ekonominya, Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan, namun tindakan tersebut dapat menimbulkan krisis di berbagai belahan dunia, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1982, 1998 dan 2008,” katanya.

Ketidakpastian situasi global terjadi, tambahnya, ancaman lonjakan harga sejumlah bahan pangan dan energi bisa menimbulkan inflasi tinggi, termasuk di Indonesia.

Jika situasi ekonomi seperti ini, kata DR. Ferey, apakah perlu memaksakan penataan dilakukan sekarang?

Baca Juga: Orang Tua Rela Datang Sejak Pagi Buta Saat Hari Pertama Masuk Sekolah di Kota Tasikmalaya

“Bayangan semakin sulitnya berjualan karena akses jalan ditutup menimbulkan kecemasan bukan hanya bagi pemilik toko dan pedagang kaki lima, tetapi juga ratusan bahkan ribuan karyawan yang bekerja sepanjang kedua jalan tersebut,” katanya.

Jika pekerjaan fisik penataan jalan perlu dilakukan sebagai cara untuk menyalurkan anggaran infrastruktur, dan memperindah kota, maka menurut DR Ferey, ada beberapa hal yang dapat dilakukan.

Pertama, paparnya, perbaikan trotoar. Trotoar sepanjang Jalan Cihideung dan Jalan HZ Mustofa sudah banyak yang rusak, perbaikan trotoar perlu dilakukan agar kota menjadi lebih indah, aman dan nyaman bagi pejalan kaki.

Baca Juga: Ciro Alves Terancam Absen Bela Persib Bandung di Laga Perdana Liga 1 2022/2023 Saat Lawan Bhayangkara FC

“Perbaikan dapat dilakukan tanpa memperbesar trotoar, karena ukuran yang ada pada saat ini sudah cukup besar, memperlebar trotoar akan mempersempit jalan dan menimbulkan kemacetan,” katanya.

Kedua, lanjutnya, yang perlu dilakukan adalah perbaikan drainase. Pada beberapa titik sering terjadi genangan air ketika hujan, perbaikan drainase efektif untuk menanggulangi masalah banjir dan perlu dilakukan sebelum curah hujan semakin tinggi.

Ketiga, tambah DR Ferey, penambahan lampu jalan. Sampai saat ini lampu jalan di Jalan Cihideung dan Jalan HZ Mustofa masih kurang.

Baca Juga: Puasa Senin Kamis Kunci Sukses dalam Hidup Menurut BJ Habibie. Berikut Ini Bacaan Niat Puasa dan Berbuka

“Penambahan lampu yang estetik bukan hanya menambah keindahan, tetapi juga dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan pejalan kaki dan pengendara,” katanya.

Dia mengatakan, jalan yang terang akan mempermudah pengguna jalan melihat dengan lebih jelas jalan yang akan dilalui pada malam hari.

Penataan seperti ini menurutnya bukan hanya akan memperindah kota tanpa menimbulkan kecemasan, tetapi juga memberi peluang bagi pemerintah kota menghidupkan ekonomi rakyat.

Baca Juga: PT LIB Ubah Regulasi Sanksi Akumulasi Kartu Kuning di Liga 1 2022/2023, Simak Aturan Barunya

“Bukannya mengalokasikan kaki lima yang saat ini kesulitan menjalankan usahanya ke tempat yang prospeknya lebih tidak menjanjikan, pemerintah kota justru bisa membuka peluang bagi mereka yang ingin berdagang di waktu malam,” kata dia.

Menurutnya, menjadikan Jalan Cihideung yang sudah tertata rapi  sebagai pusat kuliner malam dapat menjadi cara bagi pemerintah kota mendukung UMKM bidang kuliner.

“Jalan dengan trotoar rapi dan terang, dapat menjadi tempat yang nyaman bagi orang berjualan dan menikmati kuliner malam,” katanya.

Baca Juga: Candi Borobudur tidak Masuk 7 Keajaiban Dunia, Ini Tempat-tempat dalam Daftar Menurut NWOC

Untuk memastikan suasana nyaman dan  jalan tetap rapi dan bersih di pagi hari, tambah dia, maka dapat dibentuk tim keamanan dan kebersihan.

“Dukungan pemerintah kota bagi UMKM bidang kuliner akan diikuti pula dengan terbukanya lapangan pekerjaan bagi petugas keamanan, kebersihan dan parkir yang pada gilirannya dapat menambah pendapatan daerah melalui restribusi,” katanya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah