Menurut Juju, pembuatan Perda itu tidak main-main karena selain membutuhkan waktu lama juga membutuhkan biaya tak sedikit.
Untuk naskah akademiknya saja, satu perda mengeluarkan anggaran sampai Rp50 juta sehingga hal ini harus ditindaklanjuti secara serius dan Ketua Dewan tak bisa mematahkannya begitu saja.
Selain, diakui Juju, dirinya juga kesal melihat sikap Ketua Dewan yang seolah menganggap tak penting apa yang saat itu tengah disampaikannya, Ketua Dewan malah menanggapinya sambil makan.
Baca Juga: Kasus Tanah yang Dialami Entjeng warga Garut Mirip dengan Kasus yang Dialami Artis
Ketua Dewan juga menyebut hal itu tak penting karena saat itu dia sedang membahas rencana pemberangkatan ke Bali.
"Pokoknya saya akan terus konsisten untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, apalagi naskah akademiknya saat ini tengah dibuat. Yang pasti saya ngamuk karena kecewa dan menyayangkan sikap Ketua Dewan yang bertindak seenaknya dan tak menghargai aspirasi rakyat," ucap Juju.
Hingga berita ini dibuat, belum ada tanggapan dari unsur pimpinan DPRD Garut dan juga Sekwan. Sekretaris Dewan, Dedi, menolak memberikan tanggapan sedangkan Wakil Ketua DPRD Garut, Enan, tak bisa dihubungi.***