Merespon hal tersebut, Romi Arab CEO dari veloce mengatakan malam ini pementasan terasa sangat panas kita baru sadar bahwa kita manusia yang kadang bisa menjadi apa saja kalau jatuh cinta.
Karena Ab Asmarandana selaku penulis naskah tidak hanya berfokus pada peristiwa peperangan dan perjuangan KH Zaenal Mustofa saja, tetapi juga berusaha memunculkan keseharian kehidupan KH Zaenal Mustofa besama istri-istrinya, sehingga membuat pementasan lebih hidup dan manusiawi.
"Pada pementasan ini dihadirkan kehidupan KH Zaenal Mustofa di rumah dengan ketiga istrinya. Bahwa KH Zaenal Mustofa ini sungguh-sungguh sangat sayang sama istri-istrinya, dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang lazimnya dilakukan oleh istri seperti memasak dan membersihkan rumah. Jadi pada pementasan ini humanismenya dibangun," ujar sutradara pementasan 'Hazet'.
Selain itu Ab Asmarandana selaku penulis naskah memilih judul 'Hazet' karena nama itu sudah tidak asing lagi di telinga warga Tasikmalaya. Selain itu pementasan juga ia harapkan dapat mengembalikan lagi esensi dari nama 'Hazet', karena banyak warga Tasikmalaya yang mengetahui 'Hazet' adalah sebuah nama jalan saja.
"Kami menyingkatnya menjadi 'Hazet' karena ini yang lebih akrab oleh warga Tasikmalaya khususnya. Bayangkan mereka kalau ditanya mau kemana, mereka menjawabnya mau ke kota dan belanja itu bilangnya mau ke 'Hazet', apakah 'Hazet' itu menjadi toko baju atau nama jalan saja. Masa pahlawanku hanya dikenal segitu, harusnya kan lebih," ucap Ab Asmarandana memungkas.
Pementasan 'Hazet' berhasil digelar dengan lancar, selain didukung oleh Kiki Ikhsan Fauzi sebagai Aktor dan Ab Asmarandana sebagai penulis sekaligus sutradara. Pementasan ini juga didukung oleh tangan handal Alvin Nurul Azmi sebagai penata musik, Iki Tuska dan Aji Sangaji sebagai penata lampu, Idan sebagai penata video mapping, Irfan dan Ato sebagai tim Artistik.***