Terilhami Kasus Covid Klaster Senam, Kades Yudhie Uing Rilis Lagu ‘Cegah Corona’

13 Maret 2021, 06:17 WIB
Yudhie 'Uing' Yuniadie, Kades Sukarasa, Kec. Salawu, Kab. Tasikmalaya, merilis lagu berjudul 'Cegah Corona'. /Kabar-Priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Darah seni yang mengalir di jiwa Yudhie Yuniadie, yang sempat terbendung setelah dirinya menjadi kepala desa, tampaknya kembali mengalir deras tak tertahankan.

Jumat (12/3/2021), sebuah single karyanya meluncur ke tengah khalayak luas, berjudul "Cegah Corona". Lagu ini terinspirasi oleh keprihatinannya atas kasus covid-19 klaster senam yang terjadi di Puspahiang, Kab. Tasikmalaya.

Kepala Desa Sukarasa, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya ini memang seorang seniman tulen sebelum ikut pemilihan kepala desa dan menang telak atas rivalnya yang seorang petahana.

Baca Juga: Muncul Klaster Senam Aerobik di Puspahiang, Puluhan Warga Jalani Isolasi

Warga Kampung Cicurug, Sukarasa ini, meski tak seratus persen, berhenti dari dunia panggung yang membesarkan namanya setelah berseragam Kades.

"Iya, bagaimana pun saya punya tanggung jawab sebagai kepala desa yang dipilih oleh ribuan masyarakat. Jadi harus fokus di pemerintahan desa," ujarnya, saat berbincang dengan Kabar-Priangan.com  melalui sambungan suara WhatsApp, Jumat 12 Maret 2021 malam.

Ia mengaku pilihannya menjadi kades harus mengorbankan jiwa kesenimanannya. Dan hal itu membuat dirinya merasa ada yang membebani, karena bagaimanapun, panggilan seni masih terasa kuat.

Baca Juga: Korban Bus Sri Padma Kencana, Sebagian Besar Mengalami Luka Patah Tulang 22 Korban Masih Dirawat di RSUD

"Saya sempat sakit, tensi darah naik. Meski wajar masyarakat desa memiliki banyak tuntutan mengenai pembangunan desa, tetapi ada saja yang membuat saya benar-benar ingin berhenti menjadi kades. Pusing ngabandunganana," ujarnya.

Hal itu menjadi pengalaman baru baginya, yang sebelumnya memiliki jiwa bebas sebagai seniman. Saat kedatangan tamu Kapolsek Salawu dan seorang anggota DPRD Jawa Barat di kantor desanya, ia mendapat suntikan semangat.

"Mereka mendorong saya untuk terus bekerja, dan yang paling membahagiakan, saya didorong kembali untuk berkesenian. Ya, mungkin karena saya meninggalkan dunia seni, saya jadi gampang stres," ujarnya.

Baca Juga: Polling Pilkada Kota Banjar, Kades Ungguli Wakil Wali Kota

Yudhi berkisah, setelah pulang dari kantor desa, ia mendengar di Puspahiang ada belasan orang yang positif Covid-19.

"Saat itu baru 18 orang yang terkonfirmasi positif di klaster senam itu, belum ada 47. Saya berpikir, wah, korona semakin dekat. Desa Sukarasa dengan Puspahiang itu kan berbatasan," tambah pemilik nama panggung Yudhi Uing setelah kasohor dengan lagu pop Sunda berjudul "Kumaha Uing" tersebut.

Setibanya di rumah, seakan didesak ilham, ia langsung memainkan keyboard, dan terciptalah lagu "Cegah Corona" hanya dalam waktu 10 menit saja. Besoknya, Yudhi langsung mengontak studio rekaman Almanar, tetapi studionya sudah tak ada.

Baca Juga: Tragedi Tanjakan Cae: Evakuasi Bus Maut Sempat Terhambat, Ban Crane Mengalami Slip

Ia lalu teringat Ismet Noor, pentolan Almanar yang kini menjadi ustaz di Karangnunggal. Akhirnya, pada malam harinya lagu tersebut diaransemen Yudhi di studio rekaman sederhana milik Ismet.

"Seperti ada kekuatan yang menuntun, semua berjalan lancar," ujar Yudhi. Lagu yang diciptakan secara singkat dan telah direkam tersebut, lalu "dikonsultasikan" kepada Forkopimda Salawu.

"Pak Kapolsek sangat menyambut baik lagu tersebut, juga Pak Danramil, Pak Camat, Ketua MUI, dan yang lainnya,” katanya.

Baca Juga: Fenomena Hujan Es di Siang Bolong Landa Dusun Ciawitali Rancah Ciamis, Pertanda Apakah Ini?

Cuma, lanjut dia, ada sedikit koreksi dari Kepala Puskesmas Salawu, lirik yang berbunyi 'lawan corona' lebih baik diganti.

“Setelah mencari alternatif, saya ubah menjadi 'cegah corona', jadi 'ayo cegah corona'," kata Yudhi, penyanyi balada yang seangkatan dengan Iwan Fals, Doel Sumbang, dan tahun 1980-an sempat mengeluarkan album bertajuk "Hamba" ini.

Lagu "Cegah Corona" memang terdengar sangat easy listening, dan liriknya mudah dipahami meski memakai Bahasa Sunda.

Baca Juga: Sebelum Lakukan Vaksinasi Covid-19 Hindari Makanan Ini....

Lagu tersebut bisa menjadi salah satu media efektif untuk sosialisasi tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi saat ini. Keren! (Nazarudin Azhar)***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler