VIRAL, Aksi Mahasiswa Memprotes Dedi Mulyadi yang Sedang Bersih-bersih Sampah. Warganet: Sok Jagoan

18 November 2021, 09:50 WIB
Tangkapan layar Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi yang diprotes mahasiswa saat dirinya sedang bersih-bersih sampah di area Pasar Rebo Purwakarta. /Youtube.com/Kang Dedi Mulyadi Chanel/

KABAR PRIANGAN - Dedi Mulyadi kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Aktivitasnya yang selalu membantu masyarakat kecil selalu menjadi sorotan publik.

Tak hanya itu, sosok Dedi mulyadi pun tidak segan-segan untuk turun ke lapangan meninjau langsung kondisi masyarakat.

Namun kali ini yang membuat dirinya ramai diperbincangkan bukan ketika membantu masyarakat, tetapi saat Dedi Mulyadi melakukan aksi bersih-bersih di Pasar Rebo, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Juga: Tanpa Victor Igbonefo dan Ezra Walian, Berikut Daftar Nama 25 Pemain Persib untuk Seri Ketiga

Yang menarik, salah seorang mahasiswa dari STAI Muttaqien Purwakarta bernama Yudha Dawami memprotes aksi bersih-bersih yang dilakukan oleh Anggota DPR-RI tersebut.

Kejadian itu bermula saat Dedi Mulyadi melakukan aksi bersih-bersih di Pasar Rebo Purwakarta.

Tiba-tiba datang Yudha sang mahasiswa yang langsung protes dan mempertanyakan kapasitas Dedi Mulyadi dalam membersihkan sampah di tempat tersebut.

Baca Juga: Terdampak Refocusing, Pengusaha Meradang. Open Bidding Pun jadi Sorotan

"Akang (Dedi Mulyadi) disini sebagai apa? Apa dasar hukumnya?" tanya Yudha Dawami.

"Saya disini sebagai warga Purwakarta. Memangnya kalau membersihkan lingkungan harus ada dasar hukum?" tanya Dedi Mulyadi.

Mahasiswa tersebut tetap bersikukuh melakukan protes dan menilai jika Dedi Mulyadi tidak berwenang melakukan aksi tersebut karena bukan pelaksana teknis. Ia beranggapan bahwa urusan kebersihan itu sudah ada yang berwenang.

Baca Juga: Restorative Justice bagi Penambang Emas di Cineam dan Karangjaya, Dibahas APRI dan Perhutani Tasikmalaya

Namun Dedi Mulyadi yang dikenal sebagai seorang pecinta lingkungan dan sering mengkampanyekan kebersihan itu tidak terima saat dirinya diprotes oleh mahasiswa tersebut.

Ia menjelaskan bahwa sebagai warga Purwakarta yang mencintai kebersihan merupakan kewajiban dirinya membersihkan sampah.

"Loh nggak ada masalah kok, mungut sampah itu kewajiban. Saya bukan wakil ketua komisi IV DPR, saya (sebagai) warga Purwakarta yang mencintai kebersihan," ujar Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Gerhana Bulan Sebagian 19 November 2021 Bisa Lihat Di Wilayah Berikut Ini

Namun sang mahasiswa tak mau kalah. Yudha merasa apa yang diungkapkannya merupakan protes warga yang diwakilinya.

Dedi mulyadi pun menanyakan masyarakat mana yang ia wakili.

"Kalau mencintai kebersihan kenapa (sampah) Anda biarkan? Masyarakat purwakarta yang mana yang diwakili. Mana bukti legalitas anda mewakili?" tanya Dedi Mulyadi.

"Ini tanggung jawab masyarakat semua," ujar Mahasiswa.

"Ya kenapa (sampah) dibiarkan," tanya Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Intensitas Hujan Tinggi, Sejumlah Wilayah di Kota Tasikmalaya Jadi Langganan Banjir Luapan

Namun Yudha terus menanyakan kewenangan dan atas dasar apa Dedi Mulyadi membersihkan sampah di pasar. "Membersihkan ini (sampah) tidak perlu kewenangan atau kompetensi," ujar Dedi.

Diketahui mahasiswa tersebut adalah jurusan hukum keluarga di STAI Dr Khez Muttaqien. Ia berasal dari kecamatan Plered.

"Adek ini kerjanya apa," tanya Dedi Mulyadi. "Saya mahasiswa pak," jawabnya.

"Mahasiswa di mana," tanya dia lagi. "STAI Muttaqien, jurusan hukum keluarga," ujarnya.

"Orang mana plerednya," tanya Dedi Mulyadi. "Plered pak, di gang sekolah," jawab Yudha.

Baca Juga: Invitasi Olahraga BMX Freestyle Tingkat Provinsi Jawa Barat 2021, Berikut Ini Para Pemenangnya

Seolah mendapatkan ‘amunisi’, mantan Bupati Purwakarta dua periode itu langsung ‘menyerang’ balik si mahasiswa.

"Anda tau nggak, jalan ke Plered itu luar biasa kotornya? Di gang Anda itu kotor, gang sekolah itu kotor banyak sampah. Di desa Plered itu di depan kantor desa itu penuh dengan bangunan dan kumuh," ujar Dedi Mulyadi.

Dedi menjelaskan bahwa petugas Dinas Kebersihan tidak mempunyai wewenang untuk mengurus sampah sampai ke desa. Pengelolaan sampah di desa menjadi tanggung jawab masyarakat desa.

Baca Juga: Puluhan Rumah di Sejumlah Kawasan Pemukiman Eks Warga Genangan Jatigede Terancam Longsor

Dedi menambahkan siapapun berhak dan berwenang untuk melakukan protes serta mengeluarkan kritik dan pendapat. Namun protes tersebut harus disertai contoh dan aksi yang nyata.

“Kritik itu harus dengan contoh. Karena publik saat ini menyukai hal yang praktis." Kata Dedi Mulyadi.

Sampai saat ini video yang diunggah oleh Dedi Mulyadi di akun Youtube nya tersebut sudah ditonton lebih dari 1 juta kali dan 77 ribu komentar di akun Youtube nya tersebut.

Baca Juga: Wow, Di Tengah Keterbatasan Fisik Pelajar Tuna Netra SLBN Tasikmalaya Sabet Juara 2 Singing Contest Umum

Tidak sedikit warganet yang kesal dengan aksi protes mahasiswa tersebut yang dianggap tidak sopan dan "Sok tau" melebihi pejabat.

Akun yang bernama @juanda berkomentar. "So jagoan eta budak orok bereum teh, mentang mentang mahasiswa kalakuan geus jiga pejabat" ujarnya.

Namun Dedi Mulyadi tetap mengedepankan jiwa kepemimpinannya. Yang ia lakukan itu mendidik mahasiswa supaya mempunyai kepemimpinan Intelktual yang cerdas. Serta menempatkan kritik dan protes yang sesuai.(Arief Annoer Falah)***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler