“KAI telah mempersiapkan strategi komprehensif dan mengembangkan protokol keselamatan yang ketat di seluruh proses pengujian hingga pengoperasian LRT nantinya,” ucap Joni Martinus dalam keterangan resminya pada Senin, 11 April 2022.
Mengingat LRT Jabodebek akan dioperasikan sistem secara otomatis, KAI pun melakukan serangkaian pengujian, pengecekan, dan perawatan yang dilakukan berkala oleh tenaga yang kompeten dan diawasi oleh para ahli di bidangnya.
Baca Juga: Aspirasi Peserta untuk Meringankan Tunggakan, BPJS Kesehatan Tasikmalaya Gulirkan Rehab
Sistem otomatis LRT Jabodebek terdiri dari dua komponen kunci, yaitu persinyalan dan telekomunikasi.
Dimana persinyalan ini akan mengatur jarak antar kereta, melakukan akselerasi dan pengereman secara otomatis.
Sedangkan telekomunikasi mengatur komunikasi data, pengaturan suplai daya dan proteksi dari sisi kelistrikan.
Baca Juga: Ardi Idrus Resmi Tinggalkan Persib Bandung, Jadi Gabung ke Bali United atau Persis Solo?
Adapun prevensi yang diaplikasikan KAI yaitu dengan melatih SDM khusus mengenai seluruh aspek operasional LRT Jabodebek agar dapat berjalan dengan aman dan selamat, serta menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) kondisi darurat, baik di dalam kereta maupun di stasiun.
Dalam mengantisipasi kondisi darurat, rangkaian kereta dilengkapi interkom kontak darurat, sensor api dan asap, serta deteksi anjlokan dan tabrakan yang otomatis menghentikan kereta seketika.
Selain sensor dan alat deteksi, KAI pun telah menempatkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan palu pemecah kaca di dalam rangkaian LRT Jabodebek.