KABAR PRIANGAN - Pemerintah Republik Indonesia bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang mengujicobakan konversi dari gas elpiji 3 kg menjadi pengguna kompor induksi yang bersumber dari energi listrik.
Warga pun banyak yang menyoroti rencana kebijakan baru tersebut, termasuk keresahan-keresahan bakal ribetnya pemakaian kompor induksi serta membengkaknya tagihan biaya listrik rumah tangga. Diantaranya muncul dalam video-video pendek di media sosial.
Menyoroti wacana kebijakan pemerintah tentang kompor induksi tersebut, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melalui Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyampaikan sejumlah catatan.
Menurut Tulus, pertama, walaupun konsep kebijakan konversi ke kompor induksi terlihat baik dan pro-poor (warga miskin), tetapi kebijakan ini seharusnya bukan hanya berbasis bongkar pasang atas kepanikan pemerintah terhadap melambungnya subsidi gas elpiji 3 kg.
"Kasihan masyarakat konsumen, dulu diwajibkan konversi dari kompor minyak tanah ke kompor gas elpiji 3 kg dengan alasan menekan subsidi energi. Sekarang pemerintah panik karena subsidi gas elpiji 3 kg makin melambung," tutur Tulus dalam pernyataannya, Rabu 21 September 2022.
Tulus menyebutkan, dengan kondisi seperti itu konsumen dijadikan "kelinci percobaan" lagi. "Hal ini menunjukkan pemerintah tidak mempunyai roadmap yang jelas terkait subsidi pada energi," ucap Tulus, menambahkan.
Baca Juga: BMKG: Gempa Mentawai Pagi Ini dengan Magnitudo 5,0 di Zona Megathrust
Kedua, lanjut Tulus, memang berdasar data empirik, penggunaan kompor induksi bisa lebih efisien karena bisa hemat energi hingga 48 persen. Tetapi pada akhirnya konsumen bisa menjadi "konsumtif" dalam hal penyerapan energi untuk keperluan rumah tangga.