Saat Pandemi Covid-19, Jumlah ODHA Bertambah 24 Kasus, 17 Orang Meninggal Dunia Akibat HIV/AIDS

3 November 2021, 19:05 WIB
RAPAT Validasi HIV/AIDS di Aula Kantor Dinas Kesehatan Kota Banjar, baru-baru ini. Tampak Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjar, Syahid Burhani (kanan).* /kabar-priangan.com/D. Iwan

KABAR PRIANGAN - Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sampai meninggal dunia di Kota Banjar terus meningkat selama tahun 2021 ini. Terdata sampai September 2021, ODHA baru bertambah 24 kasus. Begitu juga yang meninggal dunia gegara HIV/AIDS, mengalami penambahan 17 kasus.

Hal itu dikatakan Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjar, Syahid Burhani, Rabu, 3 November 2021. Menurutnya, ODHA yang meninggal dunia warga Banjar itu masih berusia produktif.

"Diantara pemicu ODHA meninggal dunia itu rata-rata karena tidak patuh dalam berobat atau sama sekali karena tidak mau mengakses obat," ujar Syahid.

Baca Juga: Upaya Kurangi Angka Kemiskinan di Banjar, Pengumpulan Zakat Melalui UPZ Desa Kelurahan Mesti Dimaksimalkan

Adapun penyebab terus bertambahnya kasus ODHA di Kota Banjar, dikatakan dia, mayoritas berlatar prilaku seks menyimpang.

"Mayoritas dari 24 kasus baru dan 17 kasus meninggal dunia sampai September 2021 ini memiliki riwayat seks menyimpang, Laki Seks Laki (LSL). Miris juga fakta seperti itu dan terungkap di Kota Banjar," ujarnya.

Menurutnya, virus HIV menular melalui tiga cairan tubuh yaitu darah, cairan kelamin, dan air susu ibu (ASI). Syahid berharap ODHA senantiasa menjaga pola hidup sehat agar mampu mempertahkan daya tahan tubuh.

Baca Juga: Awas Musim Pancaroba Datang, Tingkat Perindukan Nyamuk Aedes Aegypti Melonjak Drastis

"Diantara pola hidup sehat ODHA itu adanya kepatuhan minum obat sesuai jadwal, disiplin waktu, dosis, dan tepat obatnya," ujar Syahid.

Syahid menyebutkan, pola hidup sehat mengonsumsi obat secara teratur memengaruhi sistem metabolisme  tubuh ODHA.

"ODHA yang tidak disiplin melakukan kontrol pelayanan kesehatannya di Poli Soka (Support ODHA Keluarga) RSUD Kota Banjar, tidak melakukan perawatan ARV sesuai jadwal yang ditetapkan. Itu berakibat terputusnya mengkonsumsi obat. Selanjutnya, mengalami kematian," ujarnya.

Baca Juga: Tebing Longsor Timpa Asrama Santri di Pondok Pesantren Sabilunajat. Tiga Bangunan Ambruk

Terakait alokasi anggaran untuk penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS di Kota Banjar tahun 2021, diakui dia, mengalami anjlok dibanding tahun 2020.

"Tahun 2021 itu hanya Rp 50 juta atau turun sekitar 66 persen. Padahal, anggaran percepatan dan penanggulangan HIV/AIDS tahun sebelumnya Rp 150 juta," ujar Syahid.

Di tempat terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar H. Andi Bastian, didamping Kabid P2P Banjar H. Agus Budiana, mengatakan, penyebab berkurangnya anggaran dari Rp 150 juta tahun sebelumnya menjadi Rp 50 juta tahun 2021 sekarang.

Baca Juga: Diduga Rugikan Uang Negara Rp 229 Juta dari Setoran PBB, Seorang ASN Pemkot Banjar Terancam 20 Tahun Penjara

Hal itu diantaranya karena terdampak refokusing anggaran untuk Covid-19. Kendati mengalami penurunan gegara refokusing, pemeriksaan kesehatan HIV/AIDS di setiap puskesmas di Kota Banjar masih tetap berjalan.

"Pelayanan kesehatan terhadap ODHA di RSUD Kota Banjar maupuan puskesmas tetap berjalan selama ini," ujarnya.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler