Longsor Karangtengah Garut, Dedi Mulyadi Ajak Penegak Hukum Pastikan Penyebab Bencana

12 Desember 2021, 07:21 WIB
Longsor Karangtengah Garut kembali terjadi, Dedi Mulyadi tekankan Gakkum KLHK untuk temukan penyebab bencana /kabar-priangan.com/tangkapan layar video warga/

KABAR PRIANGAN - Sebelum terjadi kembali longsor Karangtengah, Kabupaten Garut, Sabtu 11 Desember 2021 petang. Mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi pada siang hari itu sempat datang ke lokasi bencana longsor dan banjir. 

Kedatanganya tersebut bersama Tim Penegak Hukum Kementerian Lingkungan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum KLHK). 

Dedi Mulyadi menyebut, datangnya ke lokasi bencana tersebut guna meninjau langsung kondisi lokasi bencana. Pihaknya akan mencari tahu penyebab banjir bandang dan longsor yang menerjang pemukiman warga. 

Baca Juga: Longsor Terjadi Lagi di Karangtengah Kabupaten Garut, Warga Mengungsi ke Madrasah

Terjangan material tanah yang terbawa derasnya arus banjir merusak sejumlah fasilitas umum, rumah warga tergenang.

Pihaknya sengaja turun ke lokasi longsor Karangtengah dengan tujuan agar secara objektif dapat melihat dari dekat kerusakan yang diakibatkan oleh longsor dan banjir bandang. 

Sehingga, kata Dedi, pihaknya dapat menyimpulkan apa dan bagaimana juga langkah yang harus ditempuh. 

Baca Juga: Longsor Karangtengah dan Banjir Bandang  Sukawening, D’Ragam Minta KLHK Usut Dugaan Tindak Pidana Lingkungan

Dedi melihat kondisi area disana tidak tepat untuk dijadikan sebagai areal pertanian. 

Dedi juga berharap agar pembukaan lahan tidak merusak lingkungan, terlebih pertanian harus selalu selaras dengan alam.

Salah satu penggerak lingkungan Kabupaten Garut Ratno Suratno mengemukakan, pihaknya bersama sejumlah pegiat lingkungan lainnya sempat melakukan penghadangan terhadap rombongan Dedi Mulyadi dan Gakkum KLHK. 

Baca Juga: Hari Kelima Bencana Longsor di Kampung Cimasuk Karangtengah Garut, Warga Perlu Air Bersih Segera

Sebab dalam pertemuan dengan pemerintahan di Kecamatan Karangtengah tidak melibatkan para pegiat lingkungan. 

Mereka mengkhawatirkan apa yang menjadi keluhan warga tidak tersampaikan dengan rinci. Padahal warga was-was karena dibayangi bencana longsor dan banjir bandang yang akan menerjang kapanpun. 

Dikatakan Ratno, pihaknya sempat mengutarakan aspirasi masyarakat terdampak kepada Dedi Mulyadi, terkait kondisi lokasi bencana dan harapan warga yang seutuhnya. Meski hanya dikasih waktu tidak lebih dari dua menit. 

Baca Juga: Terdampak Longsor Karangtengah Garut Peroleh Bantuan Air Mineral

Pegiat lingkungan lainnya Zamzam Zainulhaq dari Dekrit Rakyat Garut Menggugat (D’Ragam) mengatakan akibat alih fungsi lahan ini menjadi salah satu faktor banjir bandang. 

Padahal sudah beberapa kali sejumlah elemen yang peduli dengan keseimbangan alam dan peduli lingkungan memberikan laporan mengenai bahaya banjir jika hutan berganti jadi areal pertanian. 

"Sudah lama Pemkab Garut abai pada keselamatan rakyatnya. Dimana kondisi lingkungan dan hutan dihulu sungai Cihaneut dibiarkan rusak. Ini jelas pemerintah harus peka, apalagi menyangkut keselamatan jiwa masyarakat," ucap Zamzam ke Kabar-Priangan.com pada Sabtu, 11 Desember 2021.

Baca Juga: Sehari Setelah Banjir Bandang Karangtengah, Video Longsor di Bukit Beredar. Perekam Baru Turun dari Lokasi

Ia menyebut, telah tiga kali terjadi bencana banjir kepada pihak pemerintah. Namun tidak digubris dan tetap dibiarkan. Untuk itu, sebagai langkah antispasi terulangnya bencana tersebut. Pihaknya melaporkan kondisi itu kepada KLHK. 

Ada puluhan hektar di kawasan bukit blok Patrol, Desa Cinta, Kecamatan Karangtengah, beralih menjadi areal pertanian kentang dimana tadinya merupakan hutan pinus. 

"Kami sudah laporkan kondisi rusaknya area bukit akibat alih fungsi lahan ke KLHK agar segera dilakukan tindakan," katanya. 

Baca Juga: Wagub Jabar Tinjau Terdampak Banjir Bandang di Sukawening dan Karangtengah Garut

“Dedi Mulyadi mengatakan siap menampung aspirasi masyarakat. Dedi juga menekankan kepada Gakkum KLHK untuk segera bertindak agar penyebab bencana ini segera ditemukan, dan mencari pelaku jika ditemukan adanya perusakan alam tersebut,” ujar Zamzam.***

 

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler