CERITA SUMEDANG: Mahkota Binokasih Sanghyang Pake Riwayatmu Kini

22 Desember 2021, 18:20 WIB
Radya Anom Keraton Sumedang Larang Rd. Luky Djohari Soemawilaga di Gedung Pusaka Prabu Geusan Ulun, di Komplek Keraton Sumedang Larang, Kabupaten Sumedang /kabar-priangan.com/Taufik Rohman/

KABAR PRIANGAN - Sumedang kota tua yang memiliki sejarah panjang. Banyak cerita menarik dari sejarah panjang.Sejumlah peninggalan sejarah yang kini masih tersimpan masih terasa memiliki kekuatan mistik.

Aura mistik akan terasa salah satunya di Gedung Pusaka Prabu Geusan Ulun, di Komplek Keraton Sumedang Larang, Kabupaten Sumedang.

Bangunan gedung tua yang didalamnya berisi koleksi benda-benda pusaka leluhur Sumedang itu, memang memiliki aura mistik yang cukup kuat.

Baca Juga: Inilah Tujuh Benda Pusaka Sakti Warisan Raja Sumedang Larang, Satu Diantaranya Peninggalan Pangeran Kornel

Siapa pun orang yang masuk ke Gedung Pusaka Museum Prabu Geusan Ulun, pasti tidak akan berani berprilaku aneh ataupun berbicara sembarangan (sompral).

Apalagi setelah melihat tujuh koleksi benda pusaka unggulan peninggalan raja-raja Sumedang Larang, setiap pengunjung pasti akan merasa takjub.

Diantara tujuh benda pusaka unggulan yang dikoleksi di Museum Prabu Geusan Ulun, Mahkota Binokasih Sanghyang Pake adalah benda pusaka yang terlihat disimpan paling depan, tepatnya di bagian tengah Gedung Pusaka.

Baca Juga: CERITA WADUK JATIGEDE, Merinding! Benarkah Tempat Ini Jadi Pusat Mahluk Ghaib Waduk Jatigede?

Mahkota yang menjadi lambang keagungan raja-raja di tatar sunda ini, tersimpan rapi di dalam lemari kaca berbentuk persegi 8.

Menurut penuturan Ketua Yayasan Nazir Wakap Pangeran Sumedang Rd. Luky Djohari Soemawilaga, Mahkota Binokasih Sanghyang Pake merupakan salah satu bukti yang menjadi legalitas penyerahan kekuasaan Kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedang Larang.

Berdasarkan catatan sejarah, kata Luky, Mahkota Binokasih ini dibuat pada masa kepemimpinan Sanghyang Bunisora Suradipati, Raja Galuh (1357-1371). Mahkota yang terbuat dari emas 18 karat ini, sengaja dibuat oleh Sanghyang Bunisora Suradipati untuk penobatan Raja Galuh yang bernama Prabu Niskala Wastukencana pada tahun 1371.

Baca Juga: CERITA WADUK JATIGEDE, Ngeri! Waduk Jatigede Akan Makan Tumbal Sebanyak Ini

"Mahkota Binokasih ini, dulunya selalu digunakan dalam setiap upacara pelantikan atau penobatan raja baru. Sekarang mahkota ini, jadi salah satu koleksi benda pusaka di Museum Prabu Geusan," ujar Luky.

Lantas, kenapa Mahkota Binokasih ini bisa berada di Sumedang, menurut Luky, pada saat ibu kota kerajaan Sunda di Pakuan Pajajaran diserbu oleh pasukan Cirebon dan Banten (1579), Raja Pajajaran kala itu, memerintahkan empat orang senopatinya (4 kandaga lante) untuk menyelamatkan mahkota yang menjadi lambang keagungan raja-raja di tatar Sunda tersebut, dan menyerahkannya ke Kerajaan Sumedang Larang.

Baca Juga: CERITA WADUK JATIGEDE, Kemana 68 Makam Keramat di Waduk Jatigede Sumedang yang Dulu Dinilai Sakral?

Mahkota Binokasih ini, diserahkan langsung oleh empat orang Senopati Pajajaran, kepada Pangeran Angkawijaya Raja Sumedang Larang kala itu yang dikenal dengan nama Prabu Geusan Ulun.

Penyerahan Mahkota Binokasih Sanghyang Pake ke Kerajaan Sumedang ini, menjadi simbol pelimpahan kekuasaan wilayah Kerjaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedang Larang.

"Sejak itu, mahkota ini akhirnya menjadi benda pusaka para raja Sumedang Larang. Dan sekarang benda pusaka itu masih tersimpan rapi di Museum Prabu Geusan, di bawah naungan Keraton Sumedang Larang," ujarnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler