Habis Lebaran, Muncullah Tumpukan Sampah di Trotoar-trotoar Jalan Kota Tasikmalaya 

9 Mei 2022, 22:04 WIB
Usai Lebaran 1443 Hijriah, tumpukan sampah terlihat di salah satu ruas jalan di Kota Tasikmalaya. Hal itu terjadi akibat meningkatnya volume sampah selama musim Lebaran lalu.* /Kabar-Priangan.com/Asep MS

KABAR PRIANGAN - Setelah Lebaran 1443 Hijriah sejak H-1 hingga H+5, debit sampah di Kota Tasikmalaya bertambah yang diperkirakan hingga tiga kali lipat dibandingkan hari-hari biasa.
Tumpukan-tumpukan sampah terlihat hampir di setiap trotoar ruas-ruas jalan yang ada di kota ini.

Mulai dari Jalan Bantarsari, Perintis Kemerdekaan, Empangsari, Paseh, Gunung Sabeulah, Ampera, Simpang Lima, Buninagara, RE Martadinata, Ahmad Yani, Parakannyasag Indihiang, dan sejumlah ruas jalan lainnya. Banyaknya sampah tersebut bahkan tak menyisakan ruang untuk pejalan kaki.

Tumpukan sampah rumah tangga tersebut paling banyak merupakan bekas kantong plastik, bekas bungkus ketupat, dan barang pecah lainnya yang didominasi sisa-sisa makanan khas Hari Raya
Idulfitri.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Terkendali, PPKM Jawa Bali Kembali Diperpanjang

Sampah-sampah tersebut diduga sengaja dibuang warga di sembarang tempat karena tempat sampah di rumah mereka sudah penuh.

"Di rumah, tong sampah kami sudah penuh. Daripada menimbulkan bau tidak sedap, lebih baik kami buang ke sini saja," ujar Yudi, warga Sukagalih, Talagasari, Kecamatan Kawalu, Senin
9 Mei 2022.

Akibat tumpukan sampah tersebut, tentu saja menimbulkan bau tidak sedap bagi masyarakat sekitar.

Baca Juga: Infrastruktur di Desa Perbatasan Ciamis dengan Jateng Memprihatinkan, Warga Membandingkan Sarana Jalan dan PJU

Ny Lina, salah seorang warga Jalan Perintis Kemerdekaan Karsamenak Kawalu mengaku, selain menimbulkan bau yang tidak sedap, dirinya khawatir tumpukan sampah akan menimbulkan penyakit jika terus dibiarkan.

"Lihat saja lalat-lalat di atas tumpukan sampah tersebut sangat banyak, bisa saja lalat tersebut terbang ke rumah dan membawa sumber penyakit," katanya.

Lina menyebutkan, petugas sampah tidak mengangkut sampah yang ada di pinggir jalan sejak sebelum Lebaran. "Ya, kalau tidak salah dari sebelum Lebaran atau sudah hampir lima hari ini sampah ini tidak diangkut," katanya.

Baca Juga: Bantu Kelancaran Arus Mudik, Tim Ganjel Tanjakan Gentong Mendapat Apresiasi dari Polwan  

Keluhan serupa disampaikan Yanto, pedagang mie yang mangkal di sekitar Jalan Leuwidahu Kecamatan Indihiang. Ia mengaku kesal dengan tumpukan sampah yang tidak segera diangkut.

Menurutnya, selain menimbulkan bau tidak sedap, tumpukan sampah juga membuat banyak lalat hinggap di lokasi tempatnya berjualan.

Di sepanjang Jalan Leuwidahu, tumpukan sampah banyak terlihat di pinggir jalan. Bahkan hampir setiap jarak 100 meter, tumpukan sampah terlihat menumpuk di pinggir jalan dengan bau tak sedap yang sangat menyengat.

Baca Juga: Tak Ada WFH di Lingkungan Pemkot Tasikmalaya. Wali Kota: Semua ASN Wajib Masuk Kantor Mulai Senin, 9 Mei 2022

Dikonformasi tentang kondisi ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkot Tasikmalaya Deni Diana mengakui pada Bulan Ramadan hingga Lebaran baru-baru ini di Kota Tasikmalaya terjadi peningkatan produksi sampah hingga 70 ton per hari.

Sehingga, produksi sampah selama Ramadan hingga musim Lebaran kemarin dari sebelumnya 315 ton per hari menjadi 185 ton per hari.

"Itu tentu saja menjadi beban tambahan kerja bagi kami karena jumlah angkutan yang ada tidak
bertambah, sementara produksi sampah bertambah hingga 70 ton per hari," ujar Deni.

Baca Juga: Film KKN di Desa Penari Tarik 2 Juta Penonton, Ternyata Cerita Asli ada di Twitter Sejak 2019

Deni mengakui terjadi keterlambatan dalam hal pengangkutan sampah khususnya sejak hari H Lebaran hingga H+3 Lebaran.

"Apalagi pada saat Lebaran kemarin kami memberikan toleransi kepada petugas untuk mengangkut sampah secara bergilir, sehingga faktor-faktor itulah yang menjadikan dampah di beberapa titik atau ruas jalan terjadi penumpukan," ujarnya.

Adapun armada pengangkut sampah di Kota Tasikmalaya terdiri dari 42 dump truk, dan bak kontainer sebanyak 80 unit. "Itu pun yang layak hanya sekitar 40 persen sehingga menjadi kendala dalam hal pengangkutan. Idealnya ya minimal 100 armadalah," ujarnya.

Baca Juga: Resmi Dibuka, Begini Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 28

Sebagai pembanding, lanjut Deni, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, punya sekitar 300 truk pengangkut sehingga tidak ada lagi sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sampah (TPS).

Menurut Deni, tahun ini informasinya untuk Kota Tasikmalaya akan dialokasikan satu unit dump truk karena memang selama ini Pemkot Tasikmalaya belum pernah membeli satu pun dump truk.

"Semua yang ada itu berupa bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Sementara untuk tenaga pengangkut jumlahnya hanya 160 orang," katanya.

Baca Juga: Ini Bacaan Niat Puasa Syawal, Pelaksanaannya, Keutamaannya Berikut Penjelasan dari Ustadz Adi Hidayat

Ditambahkan Deni, mulai Sabtu 7 Mei 2022 semua petugas sudah kembali aktif sehingga pihaknya akan melakukan penyisiran sampah.

"Agar sampah yang belum terangkut bisa ditangani. Hari ini saya kira semua sampah yang sekarang masih terlihat menumpuk bisa terangkut semuanya," ujarnya.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler