Petani di Pangandaran Mencoba Inovasi Baru Pakai Gas Elpiji 3 Kg Siasati Mahalnya BBM

10 Juni 2024, 16:30 WIB
Petani di Pangandaran mencoba inovasi baru pakai gas Emelpiji 3 Kg saat mempraktekkan di depan masyarakat setempat. /kabar-priangan.com/Kiki Masduki/

KABAR PRIANGAN - Ditengah-tengah mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) membuat sejumlah kelompok Tani di Pangandaran mencoba inovasi baru dengan menggunakan bahan bakar gas (BBG).

Para kelompok tani di wilayah Desa Ciganjeng Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran sengaja mengaplikasikan BBG berupa gas elpiji 3 kg ke mesin pompa air yang tadinya memakai BBM biasa. Mereka pun langsung mempraktekkan dan diperlihatkan kepada masyarakat sekitar.

Satu Inovator pengguna BBG di Pangandaran, Kiswan mengatakan, berjalannya konversi BBM ke BBG itu sudah dilakukannya sejak tahun 2014. 

Baca Juga: Bendera Merah Putih 1.000 Meter Dibentangkan di Jalur Wisata Pantai Batukaras-Madasari Pangandaran

"Untuk distribusi pemakaian BBG, kita sudah terlibat sejak tahun 2016. Jika menggunakan BBG, manfaat yang akan dirasakan pelaku petani itu sangat luar biasa," kata Kiswan, Senin 10 Juni 2024.

Kiswan menambahkan, kalau menggunakan BBM dengan RPM pada mesin di kisaran 40, itu membutuhkan BBM sekitar 9 liter dan RPM di angka 60 itu butuh BBM sekitar 7 liter. 

"Itu, perbandingannya sama dengan satu gas elpiji 3 kg. Tentu, ini sangat memangkas anggaran dan menguntungkan pelaku usaha pertanian, perikanan termasuk nelayan kecil," katanya.

Baca Juga: Faktor Ekonomi dan Gaya Hidup Picu Puluhan ASN di Pangandaran Ajukan Cerai

Memperingan Beban Petani

Makanya, Ia berinisiatif mensosialisasikan kepada masyarakat yang suka bertani untuk memperingan beban petani.

"Gas kan cukup melimpah, kenapa enggak di manfaatkan oleh kita, oleh orang-orang yang mungkin bisa membantu para petani," ucap Kiswan.

Menurutnya, keuntungan dari BBG itu sangat terlihat seperti dicontohkan jika penggunaan BBM sekitar 9 liter artinya mengeluarkan uang senilai Rp90 ribu. 

Baca Juga: Mengenal Seni Lebon, Tradisi Penyelesaian Sengketa Jawara di Pangandaran

"Tapi, jika memakai BBG dengan gas elpiji 3 kg dengan harga mahalnya Rp25 ribu. Artinya, ada keuntungan bagi para petani lebih dari 300 persen," ungkapnya.

Tentu, adanya BBG ini bisa memangkas dan meminimalisir anggaran untuk biaya yang biasa dikeluarkan pelaku usaha pertanian. "Biaya operasional itu lebih ringan dan lebih menguntungkan bagi para petani," katanya.

Sementara untuk teknis penggunaan yakni sediakan gas elpiji 3 kg, regulator, selang gas, kontak on off untuk masuk keluarnya gas, terus masuk ke Konverter Kit BBG, kemudian selang dimasukkan ke Manipol. 

Baca Juga: Sekarang, Beli Tabung Gas Elpiji 3 Kilogram di Pangandaran ada Syaratnya

"Terus, kita coba nyalakan mesin sambil menyetel di konverter kit. Biasanya petani akan kesusahan di penyetelan konverter kit- nya. Tapi, kita siap bantu," ucap Kiswan.

Sementara itu, Ketua kelompok Tani di Desa Ciganjeng, Tahmo Cahyono mengatakan, adanya inovasi penggunaan BBG ini sangat membantu bagi para petani.

"Yang biasa tadinya kita mengeluarkan anggaran dalam satu hari membeli BBM 5 sampai 6 liter, sekarang cukup dengan tabung gas elpiji 3 kg bisa untuk 2 hari," paparnya.

Baca Juga: Adu Banteng Motor Vario vs Beat di Pangandaran, Seorang Meninggal Dunia

Jadi, inovasi baru ini sangat membantu bagi Petani di tempatnya. Apalagi, sekarang mulai kemarau sumber air dari irigasi tidak ada. 

"Tentu, adanya BBG untuk menyalakan mesin pompa kita bisa mengambil dari sungai - sungai atau kolam untuk mengairi lahan persawahan," kata Tahmo.

Dengan adanya inovasi ini, Ia berharap Pemerintah Pusat sampai ke tingkat Desa bisa membantu para petani di Pangandaran. 

Baca Juga: Orangtua Siswa di Pangandaran Planga-plongo Saat Antre PPDB

"Khususnya, dalam bentuk bantuan pengurangan pemakaian BMM dan berpindah ke BBG," ujarnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler