Kisah Pratu Anumerta Ginanjar, Antara Ikan Asin dan Gurame Bakar

- 18 Februari 2021, 06:30 WIB
ORANGTUA almarhum Pratu Anumerta Ginanjar, Dede Anda (53) ditemui saat menunggu kedatangan jenazah anaknya di rumah duka di RT 01 RW 24, lingkungan Sumanding Wetan, Kelurahan Mekarsari, Kota Banjar.*
ORANGTUA almarhum Pratu Anumerta Ginanjar, Dede Anda (53) ditemui saat menunggu kedatangan jenazah anaknya di rumah duka di RT 01 RW 24, lingkungan Sumanding Wetan, Kelurahan Mekarsari, Kota Banjar.* /Kabar-Priangan.com/Sandi Lukman/

KABAR PRIANGAN - Sebelum gugur saat menjalan tugas negara di Distrik Sugapa, Kabupaten Inti Jaya, Papua, almarhum Pratu Anumerta Ginanjar Arianda sempat berkomunikasi dengan keluarganya di kampung halaman. Dia bahkan sempat melakukan video call denganorangtuanya.

Hal itu diungkapkan oleh ayah almarhum, Dede Anda (53) saat dihubungi wartawan seusai upacara pemakaman almarhum. Pada saat itu, kata Dede Anda, Minggu 14 Februari sekitar pukul 16.30 WIB, dirinya selaku menanyakan keadaan dan kabar almarhum.

"Waktu hari Minggunya saya pulang kerja. Pas sampai rumah, istri saya lagi ngobrol via telepon sama si ade (almarhum). Sama saya tuh ditanya kabarnya terus ditanya lagi ngapain, almarhum bilang lagi masak ikan asin untuk makan," kata Dede Anda menceritakan almarhum sebelum meninggal dunia.

Baca Juga: Pratu Anumerta Ginanjar Arianda Dikebumikan di TMP Kusuma Bangsa

Kata Dede, dalam percakapannya pada hari Minggu sore itu ia berpesan kepada almarhum agar bisa secepatnya pulang, Rabu, 17 Februari 2021. Ia juga sempat berbicara kepada almarhum, jika nanti pulang dari penugasan akan diberi ikan gurame bakar.

"Terakhir saya bilang gini sama anak saya, cepet pulang dek nanti disiapin ikan gurame bakar sama bapak. Itu rencananya kalau almarhum pulang dari tugasnya," ujar dia sambil menetaskan air mata.
Semantara itu, sejak dari kecil almarhum Pratu Anumerta Ginanjar Arianda dikenal sebagai sosok anak yang sangat baik dan penurut di mata keluarganya.

Baca Juga: Prajurit TNI AD Gugur dalam Baku Tembak dengan KKB

"Bukannya saya membanggakan anak saya sendiri, tinggal didefinisikan saja kalau saya sampai detik ini hingga almarhum meninggal dunia sama sekali tidak pernah menjewer telinganya," tandasnya.
Lanjut Dede, ia mendapatkan kabar duka kepergian anak bungsunya itu dari salah seorang atasan anaknya yang sama-sama berbertugas di Papua. "Saya dapat kabar meninggal dunia itu hari Senin sekitar kurang lebih pukul 08.00 WIB dari Danki (Komandan Kompi)," paparnya.

Ia berharap, anak bungsunya yang meninggal dunia akibat terlibat kontak senjata dengan KKB di Papua bisa mendapatkan tempat yang paling indah disisi-Nya.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x