Selanjutnya soal yang wajib dikerjakan peserta didik yaitu sebanyak 30 soal bagi peserta didik kelas 5 SD/MI, 36 soal untuk peserta didik 8 SMP/MTs, dan kelas 11 SMA/MA/SMK.
Soal-soal yang diberikan tidak fokus pada mata pelajaran tertentu, tetapi soal-soal yang merangsang kemampuan berpikir kritis dan analitis peserta didik dan mengasah kemampuan membaca/literasi dan numerasi. (Sumber: Pusmenjar Kemendikbud, 2020).
Menurut hasil peneltian yang dilakukan PISA 2012 bahwa mayoritas siswa usia 15 tahun belum memiliki literasi dasar membaca, matematika dan sains. Artinya, literasi dasar membacanya masih rendah. Anak-anak Indoensia tidak akan berdaya saing bila di sekolah mereka tak dilatih kecakapan hidup abad 21.
Misalnya saja untuk membuat perbandingan, membuat penilaian data, berpikir kritis, membuat kesimpulan, memecahkan masalah dan menerapkan pengetahuan mereka pada konteks kehidupan nyata serta pada situasi yang masih asing.
Asesmen nasional mendorong mengembangkan sikap, values, dan perilaku yang mencerminkan Pancasila. Ada enam indikator profil Pelajar Pancasila yaitu berakhlak mulia kreativitas, gotong royong, kebhinekaan global, bernalar kritis serta memiliki karakter kemandirian.
Baca Juga: Melepas Jenuh Belajar di Rumah, Anak-anak SD Pilih Berenang di Sungai
Permasalahan muncul karena bentuk kekhawatiran dari para orang tua tentang kesiapan peserta didik dalam menyelesaikan soal soal AKM ini, ada sebagian yang berpendapat untuk anaknya mengikuti bimbingan belajar khusus materi AKM saja.
Kekhawatiran seperti hal yang wajar saja menurut saya karena ini masih kebijakan baru yang belum tersosialisasikan dan dipahami banyak orang.
Perlu diketahui bahwa bentuk soal AKM yang diperkenalkan kepada guru, tidak terbatas hanya untuk guru mata pelajaran yang di-UN-kan saat ini, akan tetapi untuk semua guru mata pelajaran.