Selain ikhtiar melalui orang pintar gagal, kemudian dirinya berupaya lagi melakukan pencarian di media sosial. Pengumunan orang hilang dengan dilengkapi foto, nyatanya, juga belum berhasil.
Kaimun menyebutkan, anaknya terungkap hilang itu saat dirinya menjenguk ke pondok. Saat itu anaknya tidak ada. Kemudian, pihak pondok menyebutnya pergi izin keluar dan dikira pulang ke rumahnya masing-masing.
Baca Juga: Pinjol Diharamkan, MUI Sumedang Imbau Warga untuk Tidak Melakukan Aktivitas Pinjol
"Seminggu sebelum pergi dari pondok, menurut informasi, anak saya sempat ditemukan sedang bermain play station dan dipanggil petugas keamanan," ujar Kaimun.
Lebih lanjut Kaimun berharap setelah pelaporan ke Polres Banjar, ketiga anak yang hilang dari pondok dan tidak pulang ke rumah masing-masing itu secepatnya berhasil ditemukan.
Sementara itu Wakil Ketua Keamanan Pondok Pesantren Miftahul Huda Al Azhar Citangkolo, Fakihulanam, menyebutkan, saat pergi dari pondok, ketiga santri tersebut memakai sarung dengan celana panjang.
Baca Juga: Ringankan Beban Warga di Masa Pandemi, Pemkab Sumedang Bebaskan Denda PBB P2
"Setelah di luar pondok, sarungnya diberikan kepada santri yang lewat supaya sarung itu dibawa ke pondok," ujarnya.
Menurut informasi yang dikumpulkan, dikatakan Fakihulanam, sebenarnya yang berniat pergi itu empat orang. Mereka pergi pada 28 Oktober 2021.
"Dari keempat orang itu, santri yang benar-benar pergi dari pondok tiga orang tersebut. Seorang lagi tak jadi pergi, akibat sempat jatuh dahulu dari mobil sampai keseleo," ujarnya.