Rasa bangga atas prestasi yang diraih Insan juga disampaikan Ketua Yayasan Ar Raudhotun Nur, KH Adis Abdullah. Ia menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi atas capaian yang telah diraih oleh salah satu pengajar di yayasannya.
Adis yang sudah puluhan tahun terus berupaya untuk memajukan dunia pendidikan di daerahnya itu menyatakan, prestasi yang diraih Insan ini menjadi bukti bahwa pengajar yang berada di daerah pelosok bukan berarti tak bisa berprestasi.
Kondisi seperti itu justeru harus mampu menjadi motivasi untuk menunjukan jika mereka mempunyai kemampuan yang layak untuk dibanggakan seperti halnya yang dilakukann Insan.
Baca Juga: Soal Status Gunung Guntur, WALHI Sebut Pemkab Garut Salah Kaprah
KH Adis menuturkan, sejak pertama kali dirinya membangun sekolah di kawasan tersebut, nilai-nilai kedisplinan adalah nilai yang pertama kali diterapkan. Hal itu menurutnya sangat penting sebagai modal untuk para guru bisa mendisiplinkan diri.
"Jadi seorang guru tidak hanya harus mampu mendisiplinkan murid, tapi juga harus bisa mendisiplinkan dirinya sendiri. Selama ini saya melihat Insan itu sebagai sosok guru yang sangat disiplin sehingga tak heran jika ia mampu meraih prestasi yang sangat membanggakan," ucap KH Adi.
Ungkapan senada disampaikan Kepala MI Ar Raudhotun Nur, Mutiara Selandiana Effendi. Ia pun mengaku sangat bangga dengan apa yang telah dicapai oleh tenaga pendidik di lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Baca Juga: Ini Alasan Bupati Garut Ajukan Status Gunung Guntur Jadi TWA
"Alhamdulillah, sangat luar biasa bangga karena Pak Insan mampu menunjukan kemampuannya. Dari 5 ribu lebih peserta se Indonesia, beliau masuk 130 besar tingkat nasional dan itu membuktikan tidak menjadi hambatan meskipun mengajar di daerah pelosok," katanya.
Menurut Mutiara, kini perjalanan Insan berlanjut menjadi tenaga pengajar yang mampu bermanfaat bagi lingkungannya mau pun bagi seluruh masyarakat Indonesia.