Stunting Bisa Dipengaruhi oleh Kualitas Sperma. Calon Pengantin Jangan Stres Hadapi Pernikahan

- 12 Mei 2022, 21:44 WIB
Wakil Wali Kota Banjar, H. Nana Suryana saat menyerakan berkas Keluarga Resiko Stunting (KRS) kepada Perwakilan Tim Pendamping Keluarga Kota Banjar saat Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga (TPK) melalui Video Converence di Pendopo Kota Banjar, Kamis 12 Mei 2022*
Wakil Wali Kota Banjar, H. Nana Suryana saat menyerakan berkas Keluarga Resiko Stunting (KRS) kepada Perwakilan Tim Pendamping Keluarga Kota Banjar saat Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga (TPK) melalui Video Converence di Pendopo Kota Banjar, Kamis 12 Mei 2022* /kabar-priangan.com/D. Iwan/

KABAR PRIANGAN - Kualitas sperma cukup berpengaruh terhadap kondisi janin. Jika sperma tidak sehat, maka ada resiko bayi yang dilahirkan pun kurang sehat, bahkan bisa stunting.

Untuk mengantisipasi bayi stunting, maka pasangan yang mau menikah diberikan edukasi pencegahan stunting. Salah satunya, calon pengantin (catin) jangan stres hadapi pernikahan.

Menurut Wakil Wali Kota Banjar, H. Nana Suryana, percepatan penurunan stunting harus dilaksanakan secara holistik, integratif dan berkualitas.

Baca Juga: Sikapi Tudingan Sayap Parpol, Dani: ACT Garut adalah Lembaga Independen

Hal itu dikatakan Nana Suryana di sela-sela acara Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga (TPK) melalui Video Converence di Pendopo Kota Banjar, Kamis 12 Mei 2022.

Dijelaskan dia, pencegahan stunting seharusnya dimulai sejak pra nikah. Menurutnya, kondisi kualiatas sperma itu berpengaruh terhadap kondisi janin nantinya.

Atas hal itu, sejak persiapan pernikahan catin diharuskan tetap rileks dan jangan stres, supaya spermanya berkualitas dan melahir bayi sehat.

Baca Juga: Temuan PMK Pada Sapi di Kabupaten Tasikmalaya Terus Bertambah, Empat Pasar Hewan Ditutup

Makanya, diharapkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) memberikan edukasi kepada generasi muda yang belum menikah.

Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini di Kota Banjar sudah ada enam orang admin di tingkat Kota dan Kecamatan serta 155 tim pendamping keluarga di tingkat desa.

"Saya berharap tim percepatan penurunan stunting di Kota Banjar melakukan pendampingan keluarga mengedukasi masyarakat sadar gizi, supaya Kota Banjar bebas stunting pada tahun 2024," ucap H. Nana.

Baca Juga: Tragis Penganiayaan di Limbangan Garut, 1 Tewas, 1 Luka

Dalam acara itu Wakil Wali Kota Banjar menyerahkan berkas Keluarga Resiko Stunting (KRS) kepada Perwakilan Tim Pendamping Keluarga Kota Banjar.

Saat Video Converence yang dipusatkan di Kab Subang, hadir Wali Kota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih.

Hadir juga Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI Dr. H. Moeldoko, S.I.P., Kepala BKKBN, dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), serta Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Baca Juga: Tebing 10 Meter di Ciherang Sumedang Longsor, Dua Rumah Terancam 

Menurut Gubernur Jawa Barat, dipilihnya Kabupaten Subang sebagai pusat kegiatan karena Subang merupakan Kabupatan Terbaik dalam pencegahan stunting dengan indeks Kasus Stunting Paling rendah.

Menurut Kang Emil, Tim Pendamping Keluarga (TPK) berperan penting dalam melakukan pemutakhiran, verifikasi, dan validasi data, selain melakukan komunikasi, edukasi dan informasi (KIE) pencegahan stunting.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x