Rudi S Kamri Sentil Masjid Al-Mumtaz, Bandingkan Eril dengan Tentara yang Gugur. Ini Jawaban Ridwan Kamil

- 27 Juli 2022, 07:04 WIB
Rudi S Kamri (kiri) mengkritisi pembangunan masjid Al-Mumtadz yang tengah dibangun oleh Ridwan Kamil (kanan).
Rudi S Kamri (kiri) mengkritisi pembangunan masjid Al-Mumtadz yang tengah dibangun oleh Ridwan Kamil (kanan). /tangkap layar youtube/instagram.com/@ridwankamil/

KABAR PRIANGAN - CEO Kanal Anak Bangsa, Rudi S Kamri mengkritisi Masjid AL-Mumtadz yang sedang dibangun oleh Ridwan Kamil sebagai waqaf atas nama anak sulungnya yang telah wafat bulan lalu, Emeril Kahn Mumtadz atau Eril.

Menurut Rudi S Kamri, Masjid Al-Mumtadz yang dibangun oleh Ridwan Kamil sebagai waqaf atas nama Eril itu dananya sangat besar, mencapai Rp 44,48 miliar. Ini menurutnya terlalu berlebihan.

Apalagi menurut Rudi S Kamri, dalam pendanaannya, pembangunan Masjid Al-Mumtadz sebagai waqaf dari Ridwan Kamil atas nama anaknya itu tidak menggunakan dana sendiri, melainkan menjaring donasi dari pihak lain.

Baca Juga: Polisi Tetapkan Tiga Anak Jadi Tersangka Dalam Kasus Perundungan Setubuhi Kucing di Singaparna

Kritik keras yang ditujukan oleh Rudi S Kamri kepada Ridwan Kamil itu ditayangkan dalam kanal youtube Kanal Anak Bangsa dengan judul “Ridwan Kamil Ngemis Donasi untuk Pembangunan Masjid Anaknya:.

Dia pun kemudian membandingan kiprah anak Ridwan Kamil dengan para pejuang dan tentara-tentara RI yang telah wafat membela negara.

“Siapa ya Eril? Apa kiprahnya untuk bangsa ini? Coba bandingkan dengan tentara yang telah wafat membela negara ini, termasuk yang di Papua sana,” katanya.

Baca Juga: APIP dan Polres Sepakat Usut Dugaan Adanya Pembayaran 'Gaji Buta' di Rumah Sakit Asih Husada Pemkot Banjar

“Kenapa mereka-mereka yang jelas-jelas telah berjasa atas bangsa ini, tak mendapatkan perlakuan khusus ? Sementara Eril yang belum terdengar kiprahnya, sangat mendapatkan perlakuan yang sangat istimewa,” ucapnya.

Menanggapi kritik pedas dari Rudy S Kamri ini, Ridwan Kamil pun mengunggah Hak Jawabnya melalui akun instagram, @ridwankamil dengan judul “Hak Jawan Saya” yang ditulis dengan huruf besar.

Atas tudikan Rudi S Kamri yang menyebut-nyebut Ridwan Kamil mengemis-ngemis dana pembangunan Masjid Al Mumtadz, dirinya pun memberikan beberapa poin jawaban.

Baca Juga: Hasil Penyelidikan Komnas HAM, Dugaan Sementara Brigadir J Ditembak dari Arah yang Berlainan

Pertama, Islamic Center di Cimaung ini sudah berlangsung 3 tahun sebelum Eril wafat, dengan dana pribadi yang dicicil sesuai rejekinya.

“Jadi bukan baru diniatkan membangun masjid setelah Eril wafat. Makanya sudah beres 1 lantai basement pada saat Eril wafat,” tulisnya.

Dia juga menyebutkan bahwa Islamic Center itu bukan lagi milik pribadi. Sudah berstatus wakaf dari keluarga untuk menjadi pusat dakwah di kawasan Kecamatan Cimaung Kab Bandung.

Baca Juga: Seorang Ibu Hamil Tewas dalam Kecelakaan Maut Odong odong Tertabrak Kereta Api di Kragilan, Serang Banten

“Jadi untuk kepentingan publik bukan properti pribadi lagi,” tulisnya.

Ketiga, kebetulan Eril wafat, maka Islamic Center itu diinisiasikan namanya menjadi Al Mumtadz.

Keempat, menurut Emil, sejak namanya menjadi Al Mumtadz, ratusan komen/dm masuk yang ingin berdonasi dari skala receh hingga besar untuk masjid ini. “Tentulah diterima dengan senang hati,” tulisnya.

Baca Juga: Oknum Guru PNS di Ciamis Sebarkan Video Porno Bersama Selingkuhannya Sesama Guru. Kini, Pelaku Melarikan Diri

“Maka agar tertib administrasi, dibuatkanlah format donasi via kitabisa.com agar mudah pertanggungjawabannya,” katanya.

Kelima, menurutnya, Ada tidak ada sumbangan masyarakat, seperti halnya 3 tahun pertama, maka ikhtiar membangun masjid ini tetap akan diwujudkan oleh ikhtiar-ikhtiar pribadi sampai kapan pun selesainya.

Di poin ena, Ridwan Kamil pun menegaskan bahwa jika tidak suka, silakan saja, tapi minimal tidak berburuk sangka dengan menyimpulkan hal-hal yang tidak proporsional.

Baca Juga: Gratis! Kumpulan Bingkai Foto Twibbon Cantik untuk Meriahkan Momen Tahun Baru Islam 2022

Ketujuh, Dia menyarankan untuk membiasakan diri untuk tabayun, bertanya kepada objek bahasan, karena itu adalah adab yang seharusnya.

“Terima Kasih, demikian hak jawab kami mewakili keluarga. hatur nuhun,” tulisnya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah