Ia pun langsung berkoordinasi dengan pihak keluarga korban serta Babinsa dan Babinkamtibmas yang selanjutnya membawa permasalahan ini untuk dimusyawarahkan dengan unsur Forkopimcam.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Garut yang Lagi Hits dan Bagus, Nomor 3 Cocok Untuk Keluarga!
Firman pun menyampaikan apresiasi dengan sikap Forkopimcam yang cepat tanggap dalam merespon permasalahan ini. Hingga saat ini pihak keluarga, pemerintah desa, serta Forkopimcam Pangatikan masih menunggu kejelasan kapan Lucky dan rekn-rekannya bisa dipulangkan ke Garut.
"Kami senang mendengar saat ini kondisi Lucky dan empat korban lainnya yang katanya sudah berangsur membaik. Bersama Forkopimcam, kami terus berupaya agar Lucky dan rekan-rekannya bisa secepatnya dipulangkan ke Garut sebagaimana harapan pihak kelurga," katanya.
Sementara itu ayah Lucky, Donal Hamzah, juga menyampaikan keprihatinannya atas nasib pilu yang menimpa anaknya di Sumsel. Padahal niat anaknya datang ke Sumsel untuk niat yang mulia yakni mencari nafkah dengan ikut berjualan jaket.
Menurut Donal, anaknya ikut usaha berjualan jaket kulit bersama bos dan rekan-rekannya dengan tugas sebagai sopir. Anaknya ikut menggeluti usaha tersebut sudah sejak sekitar dua tahun yang lalu.
Selama ini, imbuh Donal, Lucky dan bos serta rekan-rekannya memang sering pergi ke berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga Sumatera untuk berjualan jaket.
Namun ternyata kali ini Lucky dan rekan-rekannya mengalami nasib pilu dengan dituduh sebagai penculik hingga menjadi korban amuk massa di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan.