Paska Lebaran, Angka Kasus DBD di Kota Tasikmalaya Terus Meningkat

- 18 April 2024, 17:21 WIB
Walau dianggap kurang efektif dalam hal pencegahan kasus DBD, masyarakat di Kota Tasik tetap melakukan fogging sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya kasus DBD dilingkungan tempat tinggal.
Walau dianggap kurang efektif dalam hal pencegahan kasus DBD, masyarakat di Kota Tasik tetap melakukan fogging sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya kasus DBD dilingkungan tempat tinggal. /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Paska Lebaran, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tasikmalaya kembali mengalami peningkatan. Hingga 18 April 2024, angka kasus DBD di Kota Tasik sudah mencapai 394 kasus.

Dari jumlah tersebut, satu kasus meninggal dunia dan sembilan kasus lainnya masih mendapat perawatan disejumlah rumah sakit yang ada di Kota Tasikmalaya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Suryaningsih (Nining) mengatakan, kasus DBD di wilayahnya masih terus meningkat termasuk selama Ramadan kemarin. Bila dirata-ratakan kata dia, setiap harinya tercatat 10 kasus DBD di Kota Tasik. 

Baca Juga: Masjid Agung Kota Tasikmalaya Jadi Sorotan Publik Karena Logo Bank, Begini Kata Pengamat

Perindukan Nyamuk

Peningkatan kasus lanjut dia, salah satunya karena masih banyak ditemukan tempat perindukan nyamuk (larva) di rumah-rumah warga dan lingkungan masyarakat di Kota Tasik seiring masih berjalannya musim hujan di Kota Tasik.

"Kasus DBD yang terjadi tahun ini memang cukup tinggi dibanding tahun lalu. Kami mencatat sejak awal Januari 2024 hingga 18 April 2024 sudah terjadi sebanyak 394 kasus DBD di Kota Tasik," ujar Nining, Kamis, 18 April 2024.

Dari jumlah kasus tersebut kata dia, saat ini 9 orang pasien DBD masih menjalani perawatan di RSUD Dr Soekardjo, RS Jasa Kartini dan rumah sakit swasta lainnya di Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Kembalikan Formulir Pendaftaran ke Demokrat, ARM Makin Siap Hadapi Pilkada Kota Tasikmalaya

"Bahkan satu pasien diantaranya nyawanya tidak tertolong atau meninggal akibat DBD," katanya.

Penambahan kasus DBD yang terjadi di Kota Tasik lanjut Nining, mayoritas menyerang anak-anak.

"Kasus DBD yang terjadi di Kota Tasikmalaya mayoritas terjadi pada anak. Mereka kebanyakan telah sembuh setelah mendapat perawatan disejumlah pasilitas kesehatan termasuk di RSUD Dr Soekardjo Kota Tasik dan rumah sakit swasta lainnya," jelas Nining.

Baca Juga: Volume Sampah Selama Musim Lebaran di Kota Tasikmalaya Naik 30 Persen

Lanjut Nining, selain dikarenakan curah hujan yang masih tinggi hingga menyebabkan banyaknya tempat perkembang biakan nyamuk, peningkatan kasus DBD di Kota Tasik disebabkan juga kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan masih rendah.

Untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD di Kota Tasik ujar Nining, berbagai berbagai upaya telah dilakukan salah satunya dengan mengedukasi masyarakat secara masif akan bahaya serangan DBD. 

"Kita juga menghimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan atau mengakses fasilitas kesehatan jika ada terindikasi kasus DBD dilingkungan mereka," terangnya.

Baca Juga: Papan Nama Masjid Agung Kota Tasikmalaya Pakai Logo Perbankan Menuai Kontra

Pihaknya juga melakukan penyemprotan sarang nyamuk dengan mencampurkan obat insektisida atau fooging.

"Kami juga terus meminta agar masyarakat rajin membersihkan lingkungan hingga tidak ada lagi jentik nyamuk yang tumbuh dewasa melalui program gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik)," ujar Nining.***

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah