Menurutnya, keuntungan dari BBG itu sangat terlihat seperti dicontohkan jika penggunaan BBM sekitar 9 liter artinya mengeluarkan uang senilai Rp90 ribu.
Baca Juga: Mengenal Seni Lebon, Tradisi Penyelesaian Sengketa Jawara di Pangandaran
"Tapi, jika memakai BBG dengan gas elpiji 3 kg dengan harga mahalnya Rp25 ribu. Artinya, ada keuntungan bagi para petani lebih dari 300 persen," ungkapnya.
Tentu, adanya BBG ini bisa memangkas dan meminimalisir anggaran untuk biaya yang biasa dikeluarkan pelaku usaha pertanian. "Biaya operasional itu lebih ringan dan lebih menguntungkan bagi para petani," katanya.
Sementara untuk teknis penggunaan yakni sediakan gas elpiji 3 kg, regulator, selang gas, kontak on off untuk masuk keluarnya gas, terus masuk ke Konverter Kit BBG, kemudian selang dimasukkan ke Manipol.
Baca Juga: Sekarang, Beli Tabung Gas Elpiji 3 Kilogram di Pangandaran ada Syaratnya
"Terus, kita coba nyalakan mesin sambil menyetel di konverter kit. Biasanya petani akan kesusahan di penyetelan konverter kit- nya. Tapi, kita siap bantu," ucap Kiswan.
Sementara itu, Ketua kelompok Tani di Desa Ciganjeng, Tahmo Cahyono mengatakan, adanya inovasi penggunaan BBG ini sangat membantu bagi para petani.
"Yang biasa tadinya kita mengeluarkan anggaran dalam satu hari membeli BBM 5 sampai 6 liter, sekarang cukup dengan tabung gas elpiji 3 kg bisa untuk 2 hari," paparnya.
Baca Juga: Adu Banteng Motor Vario vs Beat di Pangandaran, Seorang Meninggal Dunia