Petani Milenial Akan Gelar Gebyar Petik Melon Eksotis

5 Maret 2021, 08:58 WIB
Dadan dari komunitas Petani Milenial Tasikmalaya budidayakan melon eksotis. /kabar-priangan.com/Irman S/

KABAR PRIANGAN - Melihat peluang pasar masih sangat terbuka, Dadan Ridwan, seorang petani dari komunitas Petani Milenial Tasikmalaya tergerak mengembangkan budidaya buah melon Golden Alisha dan Golden Aroma.

Ia pun kemudian melakukan penanaman jenis melon yang dikenal juga dengan sebutan melon eksotis itu dalam dua konsep.

Baca Juga: Melepas Jenuh Belajar di Rumah, Anak-anak SD Pilih Berenang di Sungai

Konsep pertama ia mencoba menanam 600 pohon di lahan konvensional. Saat ini, pertumbuhannya cukup baik dan dalam waktu dekat bakal segera dipanen.

Untuk konsep itu, kata Dadan hanya dibutuhkan waktu pemeliharaan selama 75 hari setelah tanam (HST) sebelum panen.

Baca Juga: Kapolreskab Tasik AKBP Rimsyahtono : Anggota Pakai Narkoba, Tegas Sanksinya Pemecatan!

"Alhamdulillah, buahnya banyak dan kualitasnya bisa bersaing," kata dia. Sementara konsep ke dua, ia menanam 600 pohon di kawsan green house yang dibangunnya dengan pola pemeliharaan fertigasi alias irigasi tetes. Dengan pola itu, ia bertekad untuk menghasilkan kualitas buah super.

Makanya, setiap calon buah yang tumbuh hanya akan dibatasi maksimal dua buah. "Hal itu saya lakukan untuk menjaga kualitas buah untuk kepuasan konsumen," kata Dadan kemarin.

Baca Juga: Ketua DPRD Garut Mangkir Panggilan Jaksa, Ini Kata LBH Padjadjaran

Di pasaran saat ini, harga buah tersebut mencapai kisaran Rp 25.000-Rp 35.000 per kilogram. Namun untuk panen perdana nantinya Dadan mengaku belum akan menjualnya ke pasaran.

Dadan yang merupakan salah seorang alumni magang Jepang dan jadi Ketua Ikatan Alumni Magang Jepang (Ikamaja) itu terlebih dulu akan mengkampanyekan gerakan buah melon.

Baca Juga: Terkait Galunggung Menggugat, Warga Laporkan Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan Izin Tambang ke Polres

Dengan pola itu, masyarakat bisa mengetahui asal tanam buah yang dikonsumsinya serta diharapkan memancing masyarakat untuk gemar mengkonsumsi buah-buahan yang dibudidayakan petani asli Kota Tasikmalaya.

"Insyaaloh saat panen nanti, kita agendakan gebyar petik buah melon. Tentu bayar lah, tetapi harga tingkat petani lah cingcay. Pak Wali kalau mau datang bagus juga tuh, deket ko dekat kediaman Bah Talim," kata Dadan.

Baca Juga: Penyandang Disabilitas yang Dicabuli Ayah Kandungnya: Ternyata, WS Tidak Hamil Tapi Tumor

Melalui gebyar petik buah melon itu juga, ia berharap muncul ketertarikan generasi muda untuk berusaha di bidang usaha pertanian atau muncul rasa memiliki dan peduli terhadap produk asli daerahnya sendiri.

"Kan asik to, bila produk petani disini bisa dibeli dan dibanggakan warganya sendiri. Jadi petani panen tak hanya menyisakan daki, melainkan ada batinya (untung-red)," kata dia. Di luar itu, perputaran uang dipastikan terjadi di kota ini.

Baca Juga: Terkait Galunggung Menggugat, Warga Laporkan Dugaan Pemalsuan Tanda Tangan Izin Tambang ke Polres

Sementara dari dua konsep budidaya yang ia lakukan di Kmpung Ciwaas Tamasari itu, secar umum konsep yang ia terapkan sama baiknya.

Hanya saja ada perbedaan dari sisi masa panen. Kalau dengan konsep Green House, masa panen bisa mencapai 90 HST atau lebih lama dua minggu dari konsep konvensional.

Baca Juga: Soal Galunggung Menggugat, Begini Jawaban Kejaksaan

Menurut dia, budidaya melon tipe tipe eksotis memang bukan perkara mudah. Pada proses budidayanya, budidaya melon di iklim tropis seperti Tasikmalaya dibutuhkan perlakuan yang khusus serta tepat agar resiko dapat ditekan.

Selain dimulai dengan pemilihan bibit unggul, serta kondisi lahan dengan pH tanah yang ideal, proses penyiraman dan pemupukan susulan harus dilakukan dengan tepat.

Baca Juga: Soal Galunggung Menggugat, DPRD Kabupaten Tasik Rekomendasikan Izin Galian Pasir Leuweung Keusik Dicabut

Untuk menjaga kualitas lahan harus dilakukan pencegahan seperti rotasi tanaman, pemupukan berimbang dan menjaga sanitasi kebun.

Namun sebanding dengan tingkat kesulitan dan kerumitannya, semua sebanding dengan cita rasa dan harga melon eksotis ini.

Baca Juga: Ribuan Warga Galunggung Menggugat, Desak Perizinan Tambang di Leuweung Keusik Dicabut

Segmen pasar yang menengah ke atas dan permintaan di tingkat premium market cukup membuat melon melon ini sebagai komoditas unggulan.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler