Wartawan Senior SKM 'Galura' Rosyid E Abby Juara 3 Lomba Baca Puisi Antar-Wartawan Penyair: Saya Tak Menyangka

20 Februari 2024, 22:22 WIB
Wartawan SKM Galura, Rosyid E Abby di halaman belakang Kantor Pikiran Rakyat, Kota Bandung, 24 Agustus 2023.*/Kabar-Priangan.com/Arief Farihan Kamil /

KABAR PRIANGAN - Nama Rosyid E Abby tak asing bagi dunia jurnalistik dan kepenyairan, terutama di Jawa Barat. Ia berpuluh tahun berkecimpung bersama Surat Kabar Mingguan (SKM) "Galura", salah satu media cetak Grup Pikiran Rakyat. Koran berbentuk tabloid yang diterbitkan di Bandung itu terus eksis hingga kini, setia menyapa para pembaca Urang Sunda seminggu sekali di tengah gempuran gawai termasuk menjamurnya media sosial.

Di dunia jurnalistik, Kang REA --sapaan akrabnya-- meniti karier dari bawah. Dalam kiprahnya bersama Galura, ia kerap langsung ngajugjug (mendatangi) langsung kediaman narasumber untuk wawancara meskipun jaraknya jauh. Sekira tahun 1990-an, misalnya, pria kelahiran 19 September 1965 tersebut datang ke Gadog, Kecamatan Cipanas, di kawasan Puncak Kabupaten Cianjur, untuk mewawancara khusus penyanyi balada Iwan Fals.

Baca Juga: Jurnalis Senior Grup Pikiran Rakyat Rosyid E Abby Juara 3 Lomba Baca Puisi Antar-Wartawan Penyair se-Indonesia

Saat itu laporan hasil wawancaranya menjadi headline dan sampul Galura, termasuk deretan foto Iwan yang ia jepret sendiri. Rosyid termasuk sedikit wartawan yang awal-awal mencium kepindahan domisili Iwan dari keriuhan Ibu kota ke daerah tersebut dan berhasil mewawancarainya. Sebelumnya penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto itu bermukim di Condet, Jakarta Timur, yang dinding rumahnya menjadi sasaran grafitti para penggemar terutama remaja yang terus berdatangan.

Hasil wawancara Iwan Fals jadi sampul Galura

Hasil wawancara tersebut ia tulis dalam artikel satu halaman penuh berjudul kurang lebih "Iwan Fals, Titirah di Alam Padesaan" (Iwan Fals, Menyepi di Alam Pedesaan). Bagi sejumlah penggemar Iwan, Galura edisi tersebut banyak diburu di kios dan lapak-lapak koran sehingga oplahnya cukup tinggi. Tak hanya itu, tampilan covernya dijadikan poster yang dibingkai pigura. Di halaman 2 kecap redaksi, mejeng juga foto Rosyid yang masih berambut gondrong bersebelahan dengan Iwan.

Baca Juga: Persahabatan Calon Senator DPD RI Komeng dan Legenda MotoGP VR46, Valentino Rossi: Fantastic! Very Fast!

Kini setelah 30 tahun berlalu dari momen tersebut, Rosyid yang juga Ketua Pengamat Film Nasional Forum Film Bandung (FFB) tetap setia bersama Galura. Selain sejak beberapa tahun lalu menjadi Pemimpin Redaksi Galura dan Galura Online (https://galura.pikiran-rakyat.com) ia juga Pengasuh/Redaktur Sastra "Pertemuan Kecil" Harian Umum "Pikiran Rakyat".

Banyak penghargaan di bidang kepenyairan berhasil ia sabet disela-sela aktivitas lainnya sebagai dosen di Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan Bandung. Selain itu, di bidang literasi 10 buku karya tunggal telah ia terbitkan sejak 1987 serta puluhan buku karya bersama dan saduran atau terjemahan.

Tetap merasa kaget

Meski telah berpengalaman dalam dunia kepenyairan dan literasi, tak urung ketika ia diumumkan naik podium ajang Lomba Baca Puisi Antar-Wartawan Penyair se-Indonesia 2024 di selasar Candi Bentar, Putri Duyung Cottage Ancol, Jakarta, Minggu 18 Fabruari 2024 malam, Rosyid mengatakan keterkejutannya. Dalam event yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) --Rosyid mewakili PWI Jawa Barat-- rangkaian Hari Pers Nasional 2024 itu ia meraih juara 3.

Baca Juga: Kota Tasikmalaya Darurat Sampah, Anggaran Penanganan Rp13 Miliar Dinilai Tak Cukup

Event tersebut diikuti hampir semua perwakilan PWI seluruh Indonesia. Juara 1 diraih wartawan penyair Ramon Damora dari Riau, serta sastrawan budayawan senior Rida K Liamsi (Riau) meraih juara 2. Adapun Novi (Lampung) memperoleh juara harapan 1, dan Zulpen Zuhri (Riau) sebagai juara harapan 2.

Penyerahan hadiah Lomba Baca Puisi Antar-Wartawan Penyair se-Indonesia 2024 di selasar Candi Bentar, Putri Duyung Cottage Ancol, Jakarta, Minggu 18 Februari 2024 malam. Wartawan senior Grup Pikiran Rakyat, Rosyid E Abby dari PWI Jawa Barat, meraih juara 3.*/Istimewa/PWI Pusat

Rosyid pun bersyukur dan berterima kasih atas apresiasi tersebut. "Alhamdulillah. Saya tak menyangka akan mendapatkan juara, meskipun juara ketiga, karena ini ajang nasional," ujarnya kepada kabar-priangan.com/Surat Kabar Harian "Kabar Priangan", Selasa 20 Februari 2024.

Baca Juga: Bangunan BLK Komunitas di Rancah Ciamis Dibiarkan Terbengkalai Padahal Miliki Peralatan Standar Nasional

Disangka pertunjukan baca puisi biasa

Hal lain yang membuatnya tak menyangka mendapatkan juara karena dikira ajang itu sebatas pertunjukan baca puisi biasa. "Tadinya saya mengira baca puisi wartawan-penyair ini hanya sebatas pertunjukan baca puisi biasa, sekadar memeriahkan HPN saja, tanpa dilombakan atau dinilai dewan juri. Namun ternyata pada pelaksanaannya, ada dewan juri yang menilai hehe," ucap Rosyid, terkekeh.

Disampaikannya, dalam ajang itu selain para wartawan peserta baca puisi dari PWI seluruh Indonesia, banyak juga penyair ternama yang ikut serta. "Juara 1 dan juara 2 itu kan termasuk sastrawan yang mumpuni di bidang puisi. Ya Alhamdulillah, saya dinobatkan sebagai juara 3," tuturnya.

Baca Juga: Kecanduan Narkoba, Dua Oknum Polisi di Garut Nekat Lakukan Pemerasan dan Perampokan

Simfoni Dunia Kelas Teri 

Adapun puisi yang dibacakan saat itu, karena dalam rangka HPN berjudul "Simfoni Dunia Kelas Teri" yang merupakan karyanya sendiri. Puisi tersebut bicara tentang kontradiksinya kehidupan antara si kaya dan si miskin, tentang penguasa, kekuasaan dan rakyat yang selalu berada di bawah.

Puisi ditulis tahun 1996, dimuat dalam buku kumpulan puisi Rosyid E Abby yang terbit 2007, "Pengembaraan Sunyi". Temanya masih relevan dengan situasi kondisi saat ini sesuai dengan tema dari panitia yakni membangkitkan semangat kerja dan semangat kebangsaan kita semua. Wilujeng, Kang REA...***

 

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler