“Tapi setelah gedungnya ada, pemerintah malah menyewa hotel untuk pertemuan. Lantas, buat apa membangun gedung pertemuan?” tanya dia.
Basuki melanjutkan, dengan kecenderungan para pejabat pemerintah yang kerap menggelar rapat-rapat di hotel ini, sangat berdampak buruk pada alokasi anggaran dalam APBD.
“Faktanya, sampai saat ini serapan APBD sangat minim untuk belanja publik. Paling besar untuk belanja pegawai. Dan salah satunya, kebiasaan melangsungkan rapat-rapat di hotel,” katanya.
Dengan fakta ini, maka jangan heran jika pembangunan manusia di Tasikmalaya masih jalan di tempat.
“Karena anggarannya habis untuk belanja pegawai. Dan itu sudah diingatkan oleh Menpan RB. Ini sebagai warning bagi kita semua,” katanya.***