KABAR PRIANGAN - Dibangunnya Masjid As Shodiqin yang lebih dikenal Masjid Perahu di Blok Cukangawi, Kampung Purwasari, Desa Madura, Kecamatan Wanareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, membawa berkah bagi banyak warga desa setempat. Kemegahan dan keunikan sejumlah fasilitasnya membuat masjid tersebut cepat dikenal karena viral di media sosial.
Di Rest Area Masjid Perahu yang dulunya lahan pesawahan tak ada bangunan rumah tersebut, kini berubah ramai. Perekonomian berdenyut. Warga bisa ikut mencari nafkah dari kedatangan pengunjung yang melepas penat di perjalanan, hingga yang menunaikan salat lima waktu dan Salat Jumat. Selain petugas parkir, penduduk juga banyak yang menjadi pegawai Rumah Makan Talaga Sunda yang berlokasi di sebelah masjid.
Sebagian lagi menjadi pedagang makanan. Ada 30 kios berdiri di areal parkir yang menjual berbagai jenis makanan. Misalnya mie ayam, bakso, batagor, kupat tahu, soto, berbagai minuman seperti kopi, jus, es kelapa dan lainnya.
Pembangunan Rest Area Masjid Perahu itu sendiri memakan waktu sekira dua tahun hingga selesai Februari 2023. Sedangkan rumah makan baru beroperasi setelah Lebaran Idul Fitri 1444 H. Warga menyebutkan pembangunannya melibatkan para pekerja warga setempat.
Ramai Sabtu dan Minggu
Salah seorang pedagang, Ny Iin Parlina (40), menyebutkan para pedagang di lokasi tersebut adalah warga Desa Madura. Mereka sebelumnya kebanyakan berprofesi petani dan warung rumahan.
Iin sendiri asli warga setempat, namun kini ikut suaminya berdomisili di Kota Banjar Jawa Barat. Ia berjualan di lokasi itu membantu kakaknya, Parlan. Selain menyediakan menu soto sokaraja dan es kelapa, di kios Nomor 6 itu juga terdapat jajanan lainnya. Satu porsi soto dibanderol Rp 10.000. "Tak mahal-mahal, harga disesuaikan dengan lingkunganlah," ujarnya kepada kabarpriangan.com/Harian Umum Kabar Priangan, Minggu 18 Juli 2023.
Ia menyebutkan, biasanya Masjid Perahu ramai pengunjung saat Sabtu dan Minggu atau hari libur, sedangkan hari-hari biasa ramainya sore hari. Pengunjung yang datang selain pengguna lalu lintas Jalan Raya Banjar-Majenang yang mampir untuk salat dan beristirahat, juga murid TK dan PAUD atau ibu-ibu rombongan pengajian.
Tak hanya wilayah kecamatan sekitar seperti Kecamatan Majenang dan Sidareja Kabupaten Cilacap, pengunjung juga dari daerah yang cukup jauh. Misalnya Purwokerto Banyumas dan Cilacap Kota di Jawa Tengah, hingga daerah-daerah di Jawa Barat seperti Banjar, Ciamis, serta Tasikmalaya.
Iin berharap lokasi tersebut ramai terus oleh pengunjung. Ia pun mengimbau pengunjung menjaga tata tertib misalnya tak membuang sampah sembarangan. "Alhamdulillah ayeuna mah aya usaha kanggo lingkungan di dieu (sekarang ada usaha untuk lingkungan di sini), warga bisa ikut mencari rejeki yang barokah bersama Pak Haji," ujarnya.
Siapa Pak Haji Engking Sodikin?
Orang yang dimaksud Pak Haji oleh Iin adalah H Engking Sodikin, pemilik Rest Area Masjid Perahu termasuk Rumah Makan Talaga Sunda. Engking berasal dari Karangmalang Desa Puloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis yang aslinya dari Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya.
Ia juga mempunyai rumah di Jogjakarta, daerah yang merupakan pusat bisnisnya termasuk rumah makan di bawah bendera PT Mang Engking Group Indonesia. Selain di Wanareja, rumah makan milik Engking tersebar di sejumlah tempat seperti Bali dan Jakarta yakni Gubuk Makan Mang Engking. Adapun bangunan di seberang danau buatan yang berbentuk kastil gaya Eropa merupakan tempat peristirahatan Engking di lokasi tersebut.
Yandi Permadi dari PT Mang Engking Group Indonesia, manajemen rest area tersebut, berharap keberadaan rest area termasuk Masjid Perahu yang terbuka 24 jam tersebut bermanfaat bagi warga sekitar dan pengguna lalu lintas yang memerlukan tempat beribadah. Itu sebabnya pedagang di lokasi tersebut harus berasal dari warga setempat.
"Mudah-mudahan bermanfaat bagi warga sekitar sini, pengguna lalu lintas yang memerlukan tempat untuk beribadah saat di perjalanan, serta orang-orang yang berkunjung ke lokasi ini," ujar Yandi. (Habis)***