Andai Messi Adalah Guru

24 Agustus 2021, 14:51 WIB
Enang Cuhendi, Ketua Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Guru FKG IPS Jawa Barat. /Dok pribadi/

SIAPA yang tidak mengenal Leonil Messi? Tentu saja penggemar Barcelona tidak akan pernah lupa dan tidak asing lagi dengan pesebakbola luar biasa asal Argentina ini. Lantas, apa yang terjadi dengan Messi saat ini. Tulisan ini, mencoba mengapreasi tentang sosok Messi terkini, dikomparasikan dengan sosok guru.

Oleh : Enang Cuhendi, Ketua Pengurus Wilayah Forum Komunikasi Guru FKG IPS Jawa Barat

Messi: Mega Bintang Sepak Bola

DUA peristiwa mengharukan dan membanggakan terjadi pada 8 Agustus 2021 di Barcelona dalam tayangan live streaming Youtube. Dunia menyaksikan bagaimana Leonel Messi menyampaikan kata-kata perpisahan dengan Barcelona, klub yang sudah dibelanya selama lebih dari dua dasawarsa.

Dua hari kemudian 10 Agustus 2021 di Paris penggemar bola Perancis, khususnya fans Paris Saint Germain (PSG) histeris menyambut kedatangan Messi. Ribuan orang rela berdesak-desakan demi melihat sang mega bintang untuk pertama kalinya di Paris sebagai calon pemain klub mereka.

Pada dua momen tersebut suasana haru dan penuh rasa hormat nyata terlihat. Di Barcelona tangis Leonel Messi menyeruak sejak pertama masuk podium. Kemudian berlanjut di tengah-tengah pidatonya.

Hadirin yang hadir di ruangan juga turut meneteskan air mata. Di luar gedung para penggemar tak kuasa menahan haru. Bahkan ada yang sampai histeris. Keharuan juga tentunya dirasakan para penggemarnya yang menonton tayangan tersebut lewat jaringan internet.

Baca Juga: Asupan Gizi Buruk dan Risiko Anemia pada Ibu Nifas

Bagi Messi, pasti terasa berat meninggalkan klub yang sudah menjadi bagian dari hidupnya. Sejak usia kanak-kanak ia sudah berada di Barcelona dan mempersembahkan gelar yang tak terhitung.

Talentanya diasah di klub tersebut hingga tumbuh menjadi seoprang mega bintang. Capaian enam Baloon d’oro, bahkan bisa menjadi tujuh andai 2021 didapatnya dan puluhan gelar lainnya menjadi bukti kualitas talenta Messi. Belum lagi sejumlah rekor yang dipegang Messi.

Bagi Barcelona kepergian Messi tentunya sesuatu yang tidak diinginkan. Jumlah 35 gelar yang diberikan untuk klub di saat bergabung di tim utama tentunya prestasi yang tidak ada bandingannya.

Sosok Messi merupakan sosok yang tak ada bandingannya bagi klub. Hanya karena masalah finansial saja akhirnya Barca harus rela melepas sang bintang.

Baca Juga: Pemberlakuan Ganjil Genap di Kota Banjar Tuai Pro Kontra, Mantan Wakil Wali Kota Banjar Angkat Bicara

Di Paris air mata menetes bukan karena sedih tapi rasa gembira berlebihan menyambut kedatangan idola. Seorang pemain yang diharapkan bisa membawa prestasi PSG melambung setinggi langit.

Harapan penggemar PSG apa yang sudah diberikan Messi di klub lamanya bisa menular ke klub mereka, khususnya bisa jadi juara di level Eropa bahkan dunia.

Andai Messi adalah Guru

Leonel Andreas Messi sejatinya seorang mega bintang sepakbola. Tentunya ia bukanlah seorang guru. Lantas apa maksud tulisan ini?

Baca Juga: Pantai Sayangheulang Disebut Mirip Pangandaran, Wabup Garut: Syukur-Syukur Malah Kita Lebih Bagus

Penulis mencoba membayangkan seandainya Messi itu sosok guru. Momen haru yang dirasakan Messi, klub dan para penggemar Barcelona dan PSG merupakan momen yang terjadi pada seorang guru.

Tentunya luar biasa istimewa. Kepergian seorang guru dari sekolah ditangisi oleh banyak orang yang merasa kehilangan. Kedatangannya disambut dengan antusias.

Sudah sering kita melihat tangis haru dalam perpisahan seseorang, khususnya guru. Apakah guru tersebut akan mutasi, promosi atau meninggal dunia. Hanya tentunya keharuan yang mendalam dan emosional yang luar biasa dan ditangisi oleh sedemikian banyak orang rasanya sulit didapat. Umumnya yang merasa kehilangan hanya orang dan lingkungan terdekat saja.

Begitu pula penyambutan yang dilakukan terhadap seorang guru yang mutasi atau promosi. Kalau kurang pas disebut tidak ada, mungkin rasanya masih sedikit ditemukan ada sambutan luar biasa terhadap seorang guru yang datang ke sekolah baru, baik sebagai guru maupun kepala sekolah.

Baca Juga: Dosen FKIP Unsil Tasikmalaya Berbagi Ilmu: Manfaatkan Pekarangan untuk Menunjang Swasembada Pangan

Leonel Messi patut mendapatkan penghormatan luar biasa. Semua itu didapat bukan tanpa sebab. Sebagaimana disinggung di depan Messi banyak menorehkan prestasi bersama klubnya. Banyak rekor yang dipecahkan.

Talentanya juga sungguh luar biasa. Di samping itu loyalitas terhadap klub juga sangat tinggi. Masa 21 tahun kebersamaan Messi dengan Barcelona menjadi bukti. Sejak usia 13 tahun sampai kini 34 tahun Messi tetap berseragam Barcelona.

Messi dikenal pula sebagai sosok pemain yang memiliki attitude atau sikap yang baik. Walau seorang mega bintang ia tidak neko-neko, punya penampilan yang relatif tenang, cenderung mengedepankan aksi positif daripada banyak omong, dan sisi-sisi positif sikap yang lainnya. Sikap inilah yang membuat dirinya dicintai banyak penggemar, tidak hanya di Spanyol dan Argentina, tetapi di seluruh dunia.

Dapat disimpulkan bahwa faktor kompetensi, loyalitas, prestasi, dan juga sikap yang baik menjadi penyebab alasan setiap orang merasa sedih ketika melihat Messi harus meninggalkan klub dan disambut antusias ketika datang ke klub baru.

Baca Juga: Tasya, Siswi SMAN 1 Singaparna PKS Binaan Polres Tasikmalaya Dapat Penghargaan dan Kadeudeuh dari Kapolres

Jika seorang guru ingin mendapatkan kehormatan luar biasa saat pesta perpisahan tentunya apa yang dimiliki dan dilakukan Messi perlu ditiru. Ia harus memiliki prestasi yang tinggi dan membanggakan semua pihak dalam karirnya. Prestasi yang tidak hanya menjadi kebanggaan bagi diri pribadinya saja, tetapi juga bagi lingkungan kerja dan profesi yang digelutinya.

Ia pun harus punya kompetensi di atas rata-rata dalam menjalankan tugas profesionalnya. Kompetensi yang tidak sebatas mentransfer ilmu, tapi juga meliputi kompetensi kepribadia, profesional, pedagogik dan sosial lainnya yang mumpuni.

Dengan kompetensi yang dimilikinya seorang guru bisa memberikan pengalaman berharga bagi peserta didiknya. Pengalaman berharga yang didapat peserta didik akan menjadikan sesuatu yang berharga bagi kehidupan mereka.

Ini pun pada akhirnya akan menjadi kenangan terindah yang senantiasa mengingatkan mereka akan gurunya. Sehingga ketika gurunya mutasi, promosi atau wafat akan menimbulkan keharuan mendalam dalam diri peserta didiknya.

Baca Juga: Budayawan Buhun Sumedang Gagas Tradisi Ngalarung Danau di Waduk Jatigede

Tidak hanya terhadap peserta didik, sikap dan kemampuan terbaik juga harus diberikan kepada sesama rekan guru. Baik untuk guru yang ada di sekolahnya sendiri, maupun guru sekolah lain.

Mungkin melalui lingkup MGMP atau organisasi profesi Guru. Guru yang senantiasa mampu menjalin komunikasi yang baik dan bisa berbagi dengan sesama rekan seprofesi akan dikenang ketika suatu saat tiada. Rasa kehilangan akan keberadaan sosok guru seperti ini akan terasa manakala ia tiada.

Hal lain yang Messi contohkan adalah loyalitas terhadap klub atau profesi. Ini penting juga dimiliki oleh setiap guru. Seorang guru yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap profesi dan sekolahnya tentunya akan memiliki nilai tersendiri di mata guru-guru dan civitas academica sekolah lainnya.

Baca Juga: Menparekraf Sadiaga Uno Janji Kembangkan Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Garut

Dengan bekal semua itu saat mutasi atau promosi kehadiran guru tersebut di tempat baru akan mendapat sambutan istimewa. Lingkungan baru akan menyambut dengan gembira dan penuh harap.

Seandainya apa yang dilakukan Messi bisa ditiru, bukan mustahil kita sebagai guru pun saat pergi dan datang, akan mendapatkan kehormatan seperti itu. Indah rasanya kalau kepergian kita ditangisi dan kehadirannya juga diharapkan.

Momentum Tahun baru Islam yang baru lalu, bisa menjadi momentum perbaikan diri kita ke arah yang lebih baik. Semoga dengan perubahan positif yang kita buat kehormatan bisa diraih. Lebih khusus meraih kehormatan di mata Allah SWT.***

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler