Klaster Covid-19 Muncul di Kampung Arinem Garut, 38 Warga Terkonfirmasi Positif Covid

18 Juni 2021, 05:55 WIB
Ilustrasi Covid- 19 /Pixabay/

KABAR PRIANGAN - Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani menyebutkan, setelah di Desa Panyindangan Kecamatan Cisompet, klaster kampung penyebaran Covid-19 kembali terjadi wilayah Kecamatan pakenjeng.

Disampaikan Leli, di salah satu kampung yang ada di wilayah Kecamatan Pakenjeng itu hingga Kamis (17/6/2021) diketahui ada 38 warga yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka merupakan warga Kampung Arinem, Desa Jayamekar.

"Klaster kampung kembali muncul di Garut. Kali ini di Kampung Arinem, Desa Jayamejar, Kecamatan Pakenjeng terdapat 38 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19," kata Leli saat dihubungi, Kamis 17 Juni 2021.

Baca Juga: Pemkab Garut Batasi Kegiatan Masyarakat, Rudy Gunawan: Kalau 'Seren Sumeren' Akad Nikah Jangan Terlalu Lama

Menurutnya, kasus yang terjadi di Kampung Arinem, Desa Jayamekar, Kecamatan Pakenjeng ini hampir sama dengan kasus yang terjadi di KampungJangkurang dan Babakan, Desa Panyindangan, Cisompet.

Penyebarannya diduga berawal dari kedatangan salah seorang warga dari Bandung ke kampung tersebut.

Ketika masih berada di kampung tersebut, warga Bandung itu sakit dengan gejala demam selama beberapa hari.

Selanjutnya ia menjalani rapid antigen dan ternyata hasilnya dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: Pemakaman Jenazah Covid-19 di Ciwalen Garut Sempat Tertunda, Penyebabnya...

"Setelah beberapa hari sakit dengan gejala demam, maka ia pun kemudian menjalani pemeriksaan rapid antigen. Hasilnya ternyata ia positif Covid-19," ujarnya.

Leli mengungkapkan, selanjutnya petugas melakukan penelusuran terkait warga yang pernah kontak erat dengan warga tersebut.

Ternyata ada banyak warga yang sempat kontak erat dan sebagian di antaranya mengalami gejala.

Akhirnya, tambah Leli, 70 warga menjalani rapid antigen dan hasilnya 38 di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Mereka pun kemudian menjalani isolasi mandiri.

Baca Juga: Pasien Covid-19 di Garut Terus Bertambah, Tingkat Keterisian RS Sudah Overload

Namun hingga saat ini, tandas Leli, pihaknya belum bisa memastikan jika penyebaran Covid-19 yang terjadi di Kampung Arinem itu berasal dari warga yang datang dari Bandung itu. Karena bisa saja sebelumnya virus Corona sudah ada di kampung tersebut.

"Adanya warga Arinem yang terpapar Covid-19 baru diketahui tanggal 15 dan 16 Juni kemarin. Karena tak ada yang mengalami gejala berat, untuk sementara mereka menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing," ucap Leli.

Rencananya pihak desa dan Puskesmas setempat akan menyediakan tempat isolasi massal dengan menggunakan bangunan SD yang ada di daerah tersebut.

Dari 38 warga yang terpapar, banyak di antaranya yang berasal dari satu keluarga.

Baca Juga: Kades Rajadatu Cineam Tasikmalaya Divonis 4 Tahun Pengadilan Tipikor

Terkait pelaksanaan isolasi mandiri yang dilakukan di rumah, Leli menilai hal itu memang cukup efektif apabila kondisi rumahnya mendukung.

Namun selama ini masih banyak warga yang masih abai terhadap protokol kesehatan atau kurang disiplin sehingga isoalsi mandiri di rumah rawan terhadap penyebaran Covid-19 ke anggota keluarga.

Oleh karena itu, untuk di daerah yang terdapat kasus Covid-19 cukup banyak, menurut Leli, isolasi sebaiknya dilakukan secara massal di satu tempat agar bisa terpantau dengan baik oleh petugas.

Selain itu, petugas pun bisa fokus melakukan pemantauan karena tak harus bolak-balik ke sana kemari karena banyak tempat yang digunakan untuk isolasi mandiri.***

Editor: Sep Sobar

Tags

Terkini

Terpopuler