Network
KABAR PRIANGAN - Pemilihan rektor Sekolah Tinggi Agama islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Kota Tasikmalaya 2021-2025 menyedot perhatian banyak kalangan mulai mahasiswa hingga pucuk pimpinan di organisasi Islam terbesar itu.
Umumnya, mereka berharap agar Rektor terpilih ke depan harus visioner, terutama dalam menyongsong harapan keberadaan STAINU menjadi Universitas.
"Tantangan Rektor ke depan tentu cukup berat. Disamping harus visioner dalam membawa lembaga pendidikan tinggi itu banyak menghasilkan mahasiswa mandiri, juga harus mempersiapkan harapan kita semua menjadikan STAINU menjadi Universitas," kata Ketua PCNU Kota Tasikmalaya KH.Ate Musodik.
Baca Juga: Dalam Rangka Akselerasi Bantuan Insentif, PPKMI Ciamis Konsul dan Kordinasi dengan Kemenag Ciamis
Hanya, ia sangat yakin tim fit and profer test yang terdiri dari PBNU, Kopertais dan Direktur Pendis Kementerian Agama nanti bisa menilai kepatutan dan kelayakan dari tiga kandidat yang telah lolos verifikasi itu. Hanya NU sebagai inisiator tidak berwenang melakukan intervensi.
"Kami menyerahkan sepenuhnya kepada tim penilai. Hanya saya berpesan, penilaian tentang ke-NU-an dari masing-masing kandidat jangan dilupakan," kata dia.
Menyoal soal masuknya H.Tatang FH yang notabene berasal dari luar STAINU. Ate juga tak mempersoalkannya.
Selama ke-NU-annya terbukti kuat serta meiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam membawa STAINU lebih baik, pihaknya tak mempermasalahkannya.
Baca Juga: Terkait Konfercab NU di Tengah Pandemi, PCNU Ciamis Audiensi dengan Pemkab
Sebagaimana dikatakan Ketua Lembaga Pendidikan Tinggi NU (LPTNU) Dr. Zaki Mubarok, terdapat tiga nama kandidat yang mendaftarkan dalam bursa pemilihan Rektor STAINU yakni Dr. Hj. Hani Solihah, Dr. KH. Pepep Fuad Muslim (Dosen STAINU) serta dosen pascasarjana Stisip yakni Dr. H. Tatang Farhanul
Hakim yang juga mantan bupati Tasikmalaya dua periode.
Hal senada dikatakan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAINU Tia Nurhaz. Bagi para mahasiswa, sepanjang kandidat yang muncul menunjukan komitmen serius untuk membesarkan STAINU serta memiliki kompetensi mumpuni, dari latar belakang apapun tak perlu dipersoalkan.
"Apalagi dalam statuta jelas bahwa semua warga NU berhak mencalonkan. Perihal dari luar itu tidak jadi masalah. Yang penting memenuhi syarat dan ketentuan dalam pencalonan. Karena dalam pencalonan pun ada kualifikasi dan seleksi administrasi," ujar Tia yang dihubungi kemarin.
Baca Juga: Hasil Rapid Tes Antigen Positif, Dua Orang Meninggal Dunia dan Dimakamkan dengan Prosedur Covid-19
Hanya kepada siapapun Rektor yang terpilih nanti, dia mengingatkan agar aspirasi dari mahasiswa lebih banyak didengar serta dirumuskan menjadi sebuah kebijakan jika sekiranya berpotensi membantu kampus menjadi lebih berkembang.
"Bagaimanapun mahasiswa adalah elemen terbesar di kampus, sehingga posisi mahasiswa jangan dianggap sebelah mata,"kata dia.
Meski tak ada hak suara, dalam Pilrek kali ini juga pihaknya akan berusaha mengawal dan memantau agar pelaksanaanya bisa sesuai ketentuan yang sudah digariskan.
Dirinya pun mengajak seluruh mahasiswa mengadakan diskusi guna membahas secara substansial isu permasalahan yang perlu dibenahi di kampus.
Baca Juga: Komisi IV DPR Dukung Pemusnahan 108 Ton Jahe Impor, Karena Tak Memenuhi Syarat Karantina
“Karena ini adalah momentum yang cukup bagus akan perbaikan-perbaikan kampus kita tercinta ini. Maka sekarang ini sungguh penting diskusi-diskusi antar sesama kita terkait Pilrek, untuk berbicara substansi dan isu apa saja yang hari ini perlu dibenahi di STAINU dan kelak bisa kita konsolidasikan dan rembugkan dengan rektorterpilih," kata dia.
Kemudian BEM juga sangat berharap Rektor terpilih nanti adalah yang terbaik yang mampu menjadikan STAINU menjadi lembaga yang berkualitas, progresif dan dikenang dikancah internasional.***
