Berlatar banyaknya persoalan minyak goreng dirasakan masyarakat selama ini, dikatakan Asep Saefurrohmat, pihaknya mendorong Pemkot untuk mengkomunikasikan dengan Bulog supaya melaksanakn Operasi Pasar.
"Jelang Hari Raya Lebaran nanti, jangan sampai stok pangan masyarakat Banjar, termasuk minyak goreng mengalami kekurangan atau kosong. Persoalan ini seharusnya diantipasi sejak dini, sebelum permasalahan baru bermunculan. Misal, gegara minyak goreng kosong dan kebutuhan pokok masyarakat lainnya," ucapnya.
Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Banjar, H. Edi Herdianto, mengakui, sebelumnya sempat direncanakan Pemerintah Provinsi Jabar untuk menggelar Operasi Pasar Minyak Goreng.
Baca Juga: Tak Mau Memberi Uang dan Rokok, Santri Jadi Korban Penganiayaan Anak Jalanan
"Rencana Operasi Pasar itu, saat minyak goreng terus naik dan mengalami kelangkaan. Namun, seiring ada kebijakan pemerintah pusat terkait HET minyak goreng yang diberlakukan. Kemudian, kondisi minyak goreng di pasaran mendekati normal saat itu, rencana mengalami pembatalan. Saat ini direncanakan dibahas ulang dengan melibatkan Bulog," ujar H. Edi Herdianto.
Adapun perusahaan distributor minyak goreng yang terdata di Kota Banjar selam ini. Diantaranya, PT Indomarco Adiprima, PT Segitiga, Toko Mulia dan PT Banjar Distribundo Raya.
Menurutnya, prognosa ketersediaan minyak goreng sampai Februari 2022 ini, terdata produksi atau pasokan capai 154,3 ton. Kemudian, kebutuhan per bulan 150,1 ton atau 5 ton per hari.
Baca Juga: Seni Bangreng Khas Sumedang, Riwayatmu Kini. Mulai Tersisih dan Nyaris Punah
"Minyak goreng surplus 4 ton. Hal ini sesuai prognosa ketersediaan minyak goreng sampai Februari 2022. Anehnya, saat surplus itu mengalami kelangkaan minyak goreng. Mudah-mudahan saja ada titik temu permaslahan tersebut secepatnya," ucapnya.***