Mereka semua memakai pakaian serba putih dan tidak berjahit, yang di sebut pakaian ihram.
“Ini melambangkan persamaan akidah dan pandangan hidup, mempunyai tatanan nilai yaitu nilai persamaan dalam segala segi bidang kehidupan,” katanya.
Pelaksanaan ibadah haji, konsep ukhuwah wathaniyah, adalah sikap merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu.
Sementara, terkait momentum kurban, kata KH Aef, merupakan suatu cara mendekatkan diri atau beribadah kepada Allah dengan menyembelih hewan tertentu pada hari raya Idul Adha dan tiga hari tasyrik berikutnya yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah.
“Hari ini memperingati peristiwa kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Isma'il sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah,” katanya.
Sebelum Ibrahim mengorbankan putranya, Allah menggantikan Ismail dengan domba. Untuk memperingati kejadian ini, hewan ternak disembelih sebagai kurban setiap tahun.
Baca Juga: Babak Pertama, Timnas Indonesia U-19 Unggul 4-1. Peluang ke Semi Final Piala AFF U-19 Makin Terbuka
Bersamaan itu, khotib menyampaikan wasiat taqwa dalam momentum Idul Adha 1443 H. Diantaranya, jika kita belum dapat menyembelih hewan qurban maka sembelihlah sifat buruk kita.
"Jika kita belum dapat melempar jumroh maka lemparlah sifat setan yang ada dalam diri kita. Jika kita belum dapat mengelilingi kabah maka kelilingi tetangga/sahabat kita dengan silaturahmi," ucap Khotib.